Jumat 14 Nov 2025 20:38 WIB

Mengapa Al Balad Selalu Jadi Magnet Wisatawan Indonesia?

Balkon dan jendela kayu berukir menjadi ciri khas Al Balad.

Jajaran toko di kawasan Al Balad Jeddah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Indira Rezkisari
Jajaran toko di kawasan Al Balad Jeddah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengunjungi Al Balad di Jeddah, Arab Saudi, adalah salah satu agenda wajib pelancong. Termasuk bagi pengunjung dari Indonesia yang biasanya ke Al Balad selepas menuntaskan ibadah umroh.

Tak heran bila banyak pula pedagang di Al Balad yang bisa berbahasa Indonesia, meski sedikit-sedikit dan dalam konteks berdagang. Meski jumlahnya tak sebanyak pedagang di Makkah atau Madinah yang umumnya lebih fasih berbahasa Indonesia.

Baca Juga

Al Balad tidak hanya menawarkan bangunan kuno dan cerita sejarah ribuah tahun. Al Balad juga menawarkan beragam tempat belanja, sebuah kegiatan yang digemari turis Indonesia.

Kota pesisir kuno Al Balad telah menjadi saksi evolusi Kerajaan Saudi sejak abad ketujuh. Dahulu merupakan pelabuhan besar Laut Merah di jalur perdagangan Samudra Hindia dan pintu gerbang bersejarah bagi para peziarah laut yang menuju Makkah.

Al Balad diakui sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada 2014. Pengakuan tersebut berkat arsitektur Hijazi yang berwarna-warni, bangunan bertingkat yang memadukan tradisi konstruksi batu karang khas Laut Merah dengan balkon dan jendela kayu berukir yang menjadi ciri wilayah barat Arab Saudi.

Bangunan-bangunan tersebut kini bertransformasi menjadi kafe dan toko tanpa menghilangkan ciri khas dari bangunannya. Republika berkesempatan mengunjungi Al Balad, tepat sepekan lalu, atas undangan Saudi Tourism Authority. Pemandu wisata kami menerangkan Al Balad akan terus dikembangkan pemerintah Arab Saudi.

photo
Kota Tua Al Balad di Jeddah, Arab Saudi, diakui sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada 2014. - (Republika/Indira Rezkisari)

Dikutip dari laman Economy Middle East, Al Balad Development milik Public Investment Fund setempat akan menginvestasikan 3,6 miliar dolar AS untuk mengembangkan aset hospitality di kawasan bersejarah Jeddah itu.

Al Balad Development mengungkapkan menargetkan pembangunan lebih dari 3.300 kamar hotel di berbagai kategori. Termasuk 325 kamar hotel kelas mewah, 758 kamar upper upscale, 664 kamar upscale, 1.246 kamar kelas menengah, dan 422 apartemen hotel.

Upaya merevitalisasi Al Balad bertujuan menjadikan Jeddah sebagai pusat ekonomi, destinasi budaya dan warisan dunia kelas global, serta destinasi wisata unggulan.

Arab Saudi memang memiliki target menarik sekitar 50 juta wisatawan mancanegara setiap tahun pada 2030, dari total target 150 juta pengunjung. Target tersebut terkait '2030 Vision' Arab Saudi.

Artinya kunjungan ke Al Balad tiap tahunnya mungkin akan berbeda. Bila kini pengunjung masih melihat banyak toko tradisional, dalam beberapa tahun ke depan mungkin akan ada lebih banyak toko papan atas di Al Balad.

Uniknya jajaran toko di Al Balad dikelompokkan sesuai apa yang dijualnya. Artinya toko parfum tidak akan ada bersebelahan dengan toko pakaian atau toko suvenir. Menurut pemandu wisata kami, pengelompokan toko tersebut sudah lama menjadi praktik berniaga di Jeddah.

Bila Anda ingin mengunjungi Al Balad, waktu terbaiknya adalah setelah ashar ketika matahari sudah lebih bersahabat. Jangan kuatir menghabiskan waktu di Al Balad, karena sangat mudah menemukan masjid di sana. Jadi ketika waktu sholat tiba Anda tidak perlu berjalan jauh untuk menunaikan kewajiban lima waktu tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement