REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studio Hollywood, Warner Bros. Discovery (WBD), menolak bergabung dalam aksi boikot terhadap lembaga film Israel. Padahal, seruan tersebut diinisiasi ribuan aktor dan pekerja film global sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.
Menurut Warner Bros, penolakan ini mengacu pada kebijakan perusahaan yang melarang segala bentuk diskriminasi, baik berdasarkan pada agama, ras, atau asal negara. "Kami percaya boikot terhadap lembaga film Israel melanggar kebijakan tersebut. Kami tetap menghormati hak individu dan kelompok untuk mengekspresikan pandangan dan perjuangan mereka," kata juru bicara WBD seperti dilansir laman The Hollywood Reporter, Sabtu (25/10/2025).
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Film Workers for Palestine selaku penggagas seruan boikot menegaskan aksi ini tidak menargetkan individu Israel, melainkan institusi yang dianggap terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina. Kelompok ini menilai lembaga-lembaga film Israel memiliki peran dalam memperkuat narasi yang menutupi kejahatan kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat.
"Ini bukan tentang identitas, tapi tentang tanggung jawab moral terhadap institusi yang terlibat dalam apartheid dan pendudukan ilegal," tulis kelompok itu dalam laman resminya.
Seruan boikot ini awalnya ditandatangani lebih dari 1.300 pekerja film global, termasuk Olivia Colman, Mark Ruffalo, Riz Ahmed, Tilda Swinton, Emma Stone, dan Ava DuVernay. Namun kini, lebih dari 4.000 sineas telah bergabung dan bersolidaritas untuk Palestina.
Mereka pun menyerukan agar komunitas film internasional menolak bekerja sama dengan lembaga film Israel hingga negara itu menghentikan pelanggaran HAM dan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Gaza. "Kami tidak bisa diam saat dunia menyaksikan kehancuran di Gaza. Kami punya tanggung jawab moral untuk menghentikan keterlibatan dalam penderitaan itu," demikian pernyataan Film Workers for Palestine.
Langkah WBD mengikuti Paramount Pictures, yang sebelumnya juga menolak boikot tersebut. Kedua studio itu menilai boikot tidak sejalan dengan prinsip inklusivitas dan kebebasan berekspresi.
Sementara itu, banyak pihak di Hollywood justru menilai sikap dua studio besar itu menunjukkan kurangnya empati terhadap tragedi kemanusiaan di Gaza, di mana ribuan warga sipil tewas akibat serangan militer Israel yang telah dikecam luas oleh komunitas internasional. Sebelumnya, Mahkamah Internasional (ICJ) telah melaporkan adanya risiko genosida yang masuk akal dari serangan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. ICJ pun mendesak negara itu untuk menghentikan serangan yang menargetkan warga sipil.
View this post on Instagram