Rabu 22 Oct 2025 15:31 WIB

Tiga Manfaat Ajaib Membacakan Buku untuk Masa Emas Perkembangan Anak

Membaca dinilai tidak hanya sekadar memperkaya perbendaharaan huruf atau kosakata.

Orang tua membaca buku (ilustrasi). Aktivitas membacakan buku tidak hanya sekadar memperkaya perbendaharaan huruf atau kosakata, tetapi juga bertindak sebagai katalisator utama bagi pengembangan diri anak secara holistik.
Foto: Dok. Rumah Main Cikal
Orang tua membaca buku (ilustrasi). Aktivitas membacakan buku tidak hanya sekadar memperkaya perbendaharaan huruf atau kosakata, tetapi juga bertindak sebagai katalisator utama bagi pengembangan diri anak secara holistik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa usia dini merupakan periode emas dalam perkembangan anak, di mana stimulasi yang tepat akan membentuk fondasi kuat bagi kemampuan kognitif, emosional, dan sosial mereka. Salah satu rutinitas yang terbukti memberikan dampak positif dan abadi adalah kebiasaan membaca atau membacakan buku.

Aktivitas ini dinilai tidak hanya sekadar memperkaya perbendaharaan huruf atau kosakata, tetapi juga bertindak sebagai katalisator utama bagi pengembangan diri anak secara holistik. Pendidik dari Rumah Main Cikal Serpong, Safira Putri Imanina, menggarisbawahi tiga manfaat utama bagaimana rutinitas membaca dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk mendukung perkembangan optimal anak sejak usia dini, jauh melampaui sekadar aspek akademis.

Baca Juga

Manfaat fundamental pertama yang ditawarkan oleh kebiasaan membaca adalah meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Safira menjelaskan paparan terhadap beragam teks dan narasi secara konsisten akan berdampak langsung pada perkembangan bahasa anak.

Peningkatan kosakata ini merupakan kunci untuk mempermudah anak dalam berinteraksi dan mengkomunikasikan kompleksitas pikiran serta perasaan mereka kepada orang lain. “Kebiasaan membaca dapat meningkatkan kosakata anak serta menstimulasi kemampuan anak dalam berbicara atau berkomunikasi, karena dengan banyaknya kosakata yang dimiliki oleh anak dapat membantu anak untuk lebih mudah mengekspresikan keinginan, serta perasaannya,” kata Safira dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Rabu (22/10/2025). Dengan kemampuan ekspresi yang lebih kaya, anak akan lebih percaya diri dan mampu berpartisipasi aktif dalam lingkungan sosialnya.

Selanjutnya, buku berperan krusial dalam membantu anak untuk mengenal jenis emosi yang beragam. Dunia narasi yang dibangun melalui karakter dan alur cerita menyediakan ruang aman dan menyenangkan bagi anak untuk mengidentifikasi dan memahami emosi, baik yang bersifat positif maupun negatif. Melalui pengamatan terhadap pengalaman tokoh dalam buku, anak belajar memahami spektrum perasaan manusia. Safira menekankan bahwa peran orang tua sebagai pendamping sangat penting dalam proses ini.

“Kebiasaan membaca akan membantu anak untuk mengenal beragam perasaan dan emosi melalui berbagai situasi sosial dan karakter yang ada di dalam buku cerita. Selanjutnya, dapat membantu anak untuk mengenali emosi dan perasaannya sendiri, lalu dengan arahan dari orang tua, anak dapat mengenal cara mengekspresikan serta mengelola emosinya dengan tepat,” kata dia.

Manfaat ketiga yang tak kalah penting adalah kemampuan buku untuk membangun imajinasi anak. Ketika anak mendengarkan atau membaca sebuah cerita, otak mereka secara otomatis bekerja keras untuk memvisualisasikan adegan, tempat, dan karakter yang dideskripsikan. Proses ini secara langsung menstimulasi imajinasi dan kreativitas. Dengan membayangkan diri mereka menjadi karakter buku atau berada di tengah situasi cerita, anak-anak memperluas horizon berpikir kritis dan kreativitas mereka.

“Dengan kebiasaan membacakan buku cerita, anak akan mendapatkan banyak informasi dan ide yang mungkin belum didapat dari pengalaman sehari-hari. Sehingga dapat menstimulasi kemampuan berpikir kritis dan imajinasi anak, di mana anak dapat membayangkan dirinya sebagai karakter cerita atau situasi yang ada di dalam buku cerita,” kata dia. Melalui stimulasi imajinasi inilah anak diajak melampaui batas pengalaman sehari-hari, membuka gerbang menuju pemikiran inovatif, dan mendorong potensi kreatif mereka hingga dewasa. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement