REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- YouTube mengumumkan kebijakan baru yang memungkinkan kreator yang sebelumnya diblokir dari platform karena pelanggaran aturan, kini dapat mengajukan permintaan untuk membuat akun baru. Kebijakan ini merupakan bagian dari program uji coba (pilot) yang diumumkan perusahaan pada Kamis.
"Kami tahu banyak kreator yang telah diblokir sebenarnya layak mendapatkan kesempatan kedua. YouTube telah berkembang selama 20 tahun terakhir, dan kami juga telah melalui banyak proses untuk memperbaiki hubungan dengan komunitas kami," kata YouTube seperti dilansir laman TechCrunch, Jumat (10/10/2025).
Kebijakan baru ini bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Anggota parlemen AS, Jim Jordan, sebelumnya telah melayangkan panggilan resmi kepada Alphabet, induk perusahaan YouTube. Panggilan itu bertujuan untuk menyelidiki dugaan pemerintahan mantan presiden AS Joe Biden melakukan tekanan atau bekerja sama dengan platform digital untuk menyensor konten, khususnya terkait isu Covid-19 dan pemilu.
Sebelumnya, penasihat hukum Alphabet, Daniel F Donovan, menyatakan bahwa perusahaan akan mengizinkan sebagian kreator yang sebelumnya diblokir untuk kembali ke platform. "Sebagai wujud komitmen terhadap kebebasan berekspresi, YouTube akan memberikan kesempatan bagi semua kreator untuk kembali bergabung jika akun mereka dihapus karena pelanggaran berulang terhadap kebijakan Covid-19 dan integritas pemilu yang kini sudah tidak lagi berlaku," kata Alphabet.
Meskipun YouTube tidak secara langsung menyebut kebijakan terkait Covid-19 atau pemilu dalam blog resminya, pernyataan dari Alphabet menunjukkan bahwa kedua isu tersebut menjadi fokus utama dalam kebijakan baru ini. Selama pandemi, YouTube melarang konten yang menyebarkan misinformasi medis, termasuk klaim palsu bahwa vaksin dapat menyebabkan kanker. Pada tahun berikutnya, sejumlah akun yang dianggap memicu kekerasan pasca kerusuhan Capitol pada 6 Januari, termasuk akun mantan Presiden Donald Trump, juga ditindak. Kini, meskipun kebijakan tersebut telah dihentikan, kreator yang terdampak masih belum bisa kembali ke platform.
YouTube juga menekankan, permintaan pembuatan akun baru akan dinilai secara ketat. Beberapa faktor, yang dipertimbangkan mencakup tingkat keseriusan pelanggaran, frekuensi pelanggaran, serta apakah aktivitas kreator di dalam maupun di luar platform berdampak negatif bagi komunitas, seperti membahayakan keselamatan anak-anak.
Jika permohonan diterima, kreator akan memulai dari nol, tanpa mendapatkan kembali akun, konten, atau jumlah pelanggan sebelumnya. Namun, mereka dapat kembali mengajukan diri ke Program Partner YouTube jika telah memenuhi syarat, dan berkesempatan untuk menghasilkan pendapatan dari iklan.
View this post on Instagram