REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan kelompok politik dan komunitas akar rumput di Italia mengumumkan bahwa mereka akan menggelar aksi solidaritas besar-besaran pada 30 Agustus di sepanjang jalan utama Santa Maria Elisabetta, Venesia. Aksi ini dilakukan di tengah gelaran Festival Film Venesia ke-82 yang dimulai pada 27 Agustus 2025.
"Di saat dunia tertuju pada Venesia dan Festival Film, kita memiliki kewajiban untuk menyuarakan suara perlawanan yaitu kita harus mengarahkan sorotan Festival ini ke Palestina," bunyi pernyataan resmi dari kelompok penyelenggara seperti dilansir laman Deadline, Selasa (26/8/2025).
Kelompok itu menyebut Israel tengah melakukan genosida secara sistematis terhadap rakyat Palestina, terutama di Jalur Gaza, dengan menargetkan warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, sekolah, tempat ibadah, hingga fasilitas distribusi makanan dan air. Mereka juga menuduh negara-negara Barat, termasuk Italia, turut bertanggung jawab karena terus memberikan dukungan ekonomi, politik, dan militer kepada Israel.
Aksi ini menyusul surat terbuka yang dirilis akhir pekan lalu oleh ratusan pelaku industri film Italia yang tergabung dalam gerakan Venice4Palestine (V4P). Mereka mendesak penyelenggara festival, Biennale, serta seksi independen Giornate degli Autori untuk lebih vokal dalam mengecam agresi Israel.
"Industri film Italia tak bisa lagi berdiri di zona abu-abu. Sudah saatnya menyuarakan kebenaran," tulis pernyataan V4P, yang sejauh ini telah mengumpulkan lebih dari 1.500 tanda tangan dari pelaku industri perfilman, budaya, dan pendidikan.
Menurut data terbaru dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC), sekitar 500 ribu penduduk Gaza kini terjebak dalam kelaparan ekstrem yang disengaja. Sekitar 132 ribu anak balita diperkirakan mengalami malnutrisi akut.
Sejak dimulainya operasi militer Israel pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, lebih dari 61 ribu warga Palestina di Gaza dilaporkan tewas. Sejumlah lembaga HAM di Israel, seperti B'Tselem dan Physicians for Human Rights, menyebut tindakan militer negaranya di Palestina sebagai genosida dan serangan yang disengaja terhadap warga sipil.
Pihak Festival Film Venesia telah merespons tekanan dengan menegaskan komitmen mereka terhadap kebebasan berekspresi dan isu-isu kemanusiaan. Mereka menunjuk film The Voice of Hind Rajab karya sutradara Tunisia, Kaouther Ben Hania, yang mengangkat kisah nyata tewasnya seorang gadis kecil di Gaza-sebagai contoh konkret dukungan terhadap narasi Palestina.
Festival juga menampilkan film Of Dogs and Men karya sutradara Israel, Dani Rosenberg, yang menceritakan dampak serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap masyarakat Israel. Namun, kelompok V4P menyebut respons Biennale dan festival mengecewakan karena tidak secara eksplisit menyebut Palestina atau Israel dalam pernyataannya.
Kontroversi semakin memanas dengan kehadiran aktor Hollywood Gerard Butler dan Gal Gadot, yang akan hadir untuk pemutaran perdana film In The Hand of Dante karya Julian Schnabel. Butler diketahui pernah hadir dalam gala untuk Friends of the IDF pada 2018, sementara Gadot secara terbuka mendukung Israel dan mengecam Hamas, namun juga menyerukan solusi damai.
Festival Film Venesia ke-82 akan berlangsung hingga 7 September. Sementara itu, aksi solidaritas untuk Palestina dijadwalkan digelar pada 30 Agustus, tepat saat sorotan internasional tertuju ke Venesia.