Sabtu 27 Sep 2025 18:51 WIB

Film The Voice of Hind Rajab Bikin Aktor Palestina Dihantui Suara Anak Gaza

Rekaman asli Hind Rajab disebut jadi bagian paling berat secara emosional.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Film The Voice of Hind Rajab. Sutradara asal Tunisia, Kaouther Ben Hania, resmi mengirimkan film terbarunya The Voice of Hind Rajab sebagai wakil Tunisia untuk Academy Awards ke-98 (Oscar 2026).
Foto: Dok. Film4 Productions/MBC Studios/Plan B
Film The Voice of Hind Rajab. Sutradara asal Tunisia, Kaouther Ben Hania, resmi mengirimkan film terbarunya The Voice of Hind Rajab sebagai wakil Tunisia untuk Academy Awards ke-98 (Oscar 2026).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Palestina, Motaz Mahlees, mengaku masih dihantui mimpi buruk usai memerankan Omar A Algam, seorang paramedis Bulan Sabit Merah Palestina, dalam film The Voice of Hind Rajab. Film ini mengangkat kisah pilu kematian Hind Rajab, seorang anak perempuan Palestina yang menjadi korban serangan brutal militer Israel.

Mahlees mengatakan, sejak awal keterlibatannya, peran ini terasa bukan sekadar akting, melainkan sebuah tanggung jawab. Proses syuting pun sangat memilukan. “Bahkan saat mulai membaca naskah itu sangat terasa menyakitkan,” kata dia seperti dilansir TRT World.

Baca Juga

Film ini menggunakan rekaman suara asli almarhum Hind Rajab saat menelepon Bulan Sabit Merah Palestina untuk meminta pertolongan. Bagi Mahlees, suara rekaman ini menjadi bagian terberat secara emosional. Bahkan setelah syuting selesai, suara Hind masih terngiang di kepalanya.

“Saya mengalami banyak mimpi, mimpi buruk. Dan bahkan ketika saya berjalan di jalan, kadang-kadang saya masih mendengar suara Hind di kepala saya. Itu bukan sesuatu yang bisa saya kontrol,” ujar Mahlees.

Disutradarai sineas asal Tunisia, Kaouther Ben Hania, The Voice of Hind Rajab mengangkat kembali peristiwa tragis yang terjadi pada 29 Januari 2024. Saat itu, Hind Rajab terjebak di dalam mobil di Gaza bersama paman, bibi, dan tiga sepupunya yang tewas dalam tembakan tank Israel.

Selama berjam-jam, tim Bulan Sabit Merah Palestina mencoba menenangkan Hind melalui sambungan telepon sambil menunggu izin dari militer Israel untuk mengirim ambulans. “Datanglah, tolong datang. Aku takut,” terdengar suara Hind merintih dalam rekaman, diiringi suara tembakan. Namun, ketika dua petugas medis akhirnya dikirim ke lokasi, mereka juga dilaporkan tewas dalam serangan lanjutan pasukan Israel.

Film ini membangun narasi berdasarkan rekaman asli tragedi tersebut, dipadukan dengan adegan dramatis yang menggambarkan upaya penyelamatan Hind. Tayangan perdana di Festival Film Internasional Venesia ke-82 disambut standing ovation selama 23 menit, salah satu yang terpanjang dalam sejarah festival tersebut.

Ben Hania dianugerahi Silver Lion, dan film ini memenangkan sejumlah penghargaan tambahan. Di situs Rotten Tomatoes, film ini mencatat rating 96 persen dengan hampir seluruh ulasan memuji kekuatan emosional dan artistiknya.

Film ini juga mendapat dukungan sejumlah nama besar industri perfilman dunia. Brad Pitt, Joaquin Phoenix, Alfonso Cuarón, Rooney Mara, dan Jonathan Glazer tercatat sebagai produser eksekutif. Rumah produksi Plan B Entertainment milik Brad Pitt, bersama Film4, menjadi mitra produksi utama.

Selain itu, film ini telah dipilih sebagai wakil resmi Tunisia untuk kategori Best International Feature Film di Academy Awards (Oscar) ke-98 yang akan datang, dan kini menanti distribusi global yang lebih luas.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement