REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film The Voice of Hind Rajab sukses mengguncang emosi para penonton saat pemutaran perdananya di Festival Film Venesia 2025. Karya sutradara asal Tunisia, Kaouther Ben Hania, ini mendapatkan standing ovation selama 22 menit menjadikannya penghormatan terpanjang dalam sejarah festival ini.
Film yang mengangkat kisah nyata tragis seorang gadis Palestina berusia 5 tahun, Hind Rajab, ini membuat banyak penonton di dalam Sala Grande menitikkan air mata. Menurut laporan Variety, ketuka tepuk tangan tak kunjung berhenti meski lampu teater mulai diredupkan sebagai isyarat agar penonton bubar, penonton justru terus berdiri dan bertepuk tangan sambil meneriakkan seruan "Free Palestine".
Kisah Hind Rajab sendiri menjadi simbol penderitaan rakyat Palestina. Pada Januari 2024, Rajab dan keluarganya tengah mengungsi dari Gaza City ketika mobil mereka dihantam serangan. Sang paman, bibi, dan tiga sepupunya tewas di tempat, sementara Hind yang masih hidup sempat terjebak di dalam mobil selama berjam-jam sambil berbicara melalui telepon dengan tim Palang Merah Palestina.
Namun, upaya penyelamatan berujung tragis. Ketika akhirnya tim medis berhasil mencapai lokasi, Hind dan dua paramedis ditemukan telah meninggal. Investigasi media menyimpulkan bahwa sebuah tank Israel kemungkinan besar melepaskan 335 peluru ke arah kendaraan tersebut. Rekaman suara Hind saat meminta tolong digunakan secara langsung dalam film ini, menjadikannya sangat menggugah.
Selama penayangan perdana, sejumlah penonton membawa bendera Palestina dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Aktor Motaz Malhees bahkan turun ke penonton untuk mengambil bendera dan mengibarkannya di atas panggung, disambut sorak sorai.
Dua produser eksekutif film ini, Joaquin Phoenix dan Rooney Mara, juga hadir dengan membawa foto Hind Rajab saat berpose di karpet merah bersama tìm produksi. Phoenix terlihat mengenakan pin bertuliskan Artists for Ceasefire sebagai bentuk solidaritas.
Pada konferensi pers yang diadakan sesaat sebelum pemutaran perdana, aktris Saja Kilani membacakan pernyataan atas nama seluruh tim produksi. "Kami bertanya: Bukankah ini sudah cukup? Cukup pembantaian massal, kelaparan, kehancuran, dehumanisasi, dan penjajahan yang terus berlangsung," kata Kilani seperti dikutip dari Variety, Kamis (4/9/2025).
la melanjutkan bahwa kisah Hind mewakili kepedihan seluruh rakyat Palestina. "Ini bukan hanya tentang satu anak. Ini adalah suara dari 19 ribu anak-anak yang kehilangan nyawa di Gaza hanya dalam dua tahun terakhir. Suara setiap ibu, ayah, dokter, guru, jurnalis, relawan, paramedis, semua yang haknya untuk hidup, bermimpi, dan hidup dengan martabat telah dirampas di hadapan mata dunia yang diam," kata dia.
Sutradara Kaouther Ben Hania berharap kehadiran nama-nama besar seperti Brad Pitt, Joaquin Phoenix, dan Rooney Mara sebagai produser dapat membawa makna lebih besar. Saat ditanya apakah dukungan Hollywood menunjukkan kekalahan narasi Israel dalam "perang budaya," ia menjawab bahwa sinema memang seharusnya memberi ruang untuk mereka yang dibungkam.
"Dunia menyebut mereka yang mati di Gaza sebagai korban tambahan. Itu sangat tidak manusiawi. Di sinilah peran seni dan sinema: memberi wajah dan suara bagi mereka yang telah dibungkam," kata Ben Hania. Dengan sambutan luar biasa dan dukungan besar, banyak pihak memprediksi "The Voice of Hind Rajab" akan menjadi unggulan utama untuk memenangkan Golden Lion di Festival Film Venesia tahun ini.
View this post on Instagram