Sabtu 27 Sep 2025 10:43 WIB

Dokter Sebut Merkuri Ikan Hiu di Ketapang Berpotensi Lebih Tinggi karena Ada Tambang

Keracunan merkuri kronis bisa merusak ginjal hingga janin.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi MBG.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Ilustrasi MBG.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Health Coach sekaligus dokter spesialis penyakit dalam, dr Kasim Rasjidi, menegaskan bahwa konsumsi ikan hiu memiliki risiko tinggi karena mengandung merkuri yang berbahaya bagi tubuh. Apalagi jika ikan hiu hidup di perairan Kabupaten Ketapang yang dekat dengan penambangan emas ilegal.

Pernyataan ini disampaikan menyusul kasus keracunan makanan yang dialami puluhan siswa di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, usai menyantap ikan hiu goreng dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). "Ikan hiu secara alami berada di rantai makanan tertinggi, sehingga akumulasi merkuri di tubuhnya bisa sangat tinggi. Dan Kabupaten Ketapang itu dekat dengan area tambang emas, tentu mudah diduga bahwa akan berlanjut ke laut karena aliran sungai kan ke laut," kata dr Kasim saat dihubungi Republika, Sabtu (27/9/2025).

Baca Juga

la menyoroti bahwa tambang emas ilegal di sekitar Ketapang sudah lama dilaporkan merusak hutan dan mencemari sungai. Merkuri yang digunakan untuk memisahkan emas tidak hanya mencemari tanah, tetapi juga terbawa aliran sungai menuju laut tempat ikan-ikan seperti hiu hidup dan mencari makan.

"Tambang emas ilegal itu dilaporkan di media sudah lama merusak alam hutan dan sungai di Ketapang. Merkuri digunakan untuk mengikat emas supaya mudah dipisahkan. Merkuri ditambahkan sengaja dalam proses tambang, bukan hasil sampingan. Jadi kalau hiu di sana tercemar merkuri, tentu banyak hewan laut dan sungai juga terpapar," kata dia.

Oleh karena itu, dr Kasim mendesak untuk dilakukan investigasi menyeluruh terkait insiden keracunan makanan dari program MBG di Ketapang. Mulai dari asal-usul ikan, proses penyimpanan, bumbu tambahan, serta cara pengolahan makanan.

la juga menduga masyarakat Ketapang kemungkinan sudah lama terpapar merkuri dalam jangka panjang. "Dapat dipikirkan bahwa keracunan merkuri di Ketapang sudah lama terjadi. Perlu bukti yang bisa dipercaya untuk mengecek kadar merkuri dalam tubuh," kata dia.

Menurut dr Kasim, masalah ini tidak bisa dianggap sepele karena dampak kesehatan jangka panjang dari merkuri bisa sangat serius. Keracunan merkuri kronis bisa merusak ginjal hingga janin.

"Keracunan kronis akibat merkuri itu harus diperhatikan dengan serius, karena merkuri bisa merusak saraf, ginjal, hati, dan bahkan berpengaruh pada janin," tegas dia.

Menurut dr Kasim, langkah penanganan tidak bisa berhenti pada mengobati korban keracunan dan evaluasi. Pemerintah dinilai harus mengambil tindakan terhadap sumber pencemaran, yaitu tambang emas ilegal.

"Solusinya bukan memindahkan warga dari daerah tercemar, tapi membenahi aktivitas tambangnya secara menyeluruh," tegas dr Kasim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement