REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesehatan kulit ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti paparan sinar matahari dan polusi udara. Kondisi psikologis, terutama stres, juga memiliki dampak besar terhadap kesehatan dan penampilan kulit.
Hal ini disampaikan oleh dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr Widya Khairunnisa Sarkowi, saat menyoroti hasil berbagai studi terbaru mengenai hubungan stres dengan kesehatan kulit. Menurut dr Widya, penelitian terhadap wanita usia 18-34 tahun menunjukkan bahwa 43,5 persen wanita muda yang mengalami stres memiliki permasalahan kulit kusam.
Kondisi ini terjadi karena saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang dapat memicu peradangan, menurunkan aliran darah ke kulit, merusak lapisan skin barrier, meningkatkan pembentukan pigmen kulit, dan merangsang produksi minyak berlebih. "Dampaknya, kulit menjadi kusam, kering, dan lebih rentan berjerawat. Tak hanya itu, kortisol juga mempercepat kerusakan kolagen, sehingga kulit lebih cepat keriput dan menua," kata dr Widya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa (23/9/2025).
Selain mempercepat penuaan kulit, kadar kortisol yang tinggi juga dapat meningkatkan radikal bebas dan merusak DNA sel kulit, yang memperburuk kondisi kulit secara keseluruhan. Dia menjelaskan bahwa kesehatan kulit merupakan hasil dari interaksi antara faktor internal dan eksternal. Paparan sinar UV masih menjadi penyebab utama penuaan dini, sedangkan polusi dan asap rokok mempercepat pembentukan radikal bebas yang merusak kulit.
"Jika stres psikologis bertemu dengan paparan sinar matahari dan polusi, efeknya bisa saling memperparah. Kulit akan terlihat jauh lebih kusam dan tanda-tanda penuaan akan muncul lebih cepat," kata dia.
la juga menekankan pentingnya mewaspadai stres jangka panjang. Menurutnya, kondisi ini dapat memperparah kerusakan kolagen dan meningkatkan sensitivitas kulit.
Sebagai solusi, dr Widya menegaskan perlunya perawatan kulit secara menyeluruh. Bukan hanya dari luar melalui penggunaan skincare seperti tabir surya, pelembap, dan antioksidan, tetapi juga dari dalam dengan mengelola stres secara efektif.
"Penggunaan skincare saja tidak cukup jika akar masalahnya adalah stres. Manajemen stres melalui tidur yang cukup, olahraga, serta aktivitas mindfulness seperti yoga dan meditasi, sangat penting. Gaya hidup sehat dan pola makan bergizi juga berperan besar dalam menjaga kulit tetap sehat," ujar dr Widya.
View this post on Instagram