Selasa 23 Sep 2025 08:18 WIB

Trump Kaitkan Autisme dengan Obat Pereda Nyeri Tylenol

Survei April lalu laporkan prevalensi autisme di AS terus meningkat.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump.
Foto: White House
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan penggunaan obat pereda nyeri umum Tylenol selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko autisme pada janin. Hal itu menurutnya terkait dengan bahan aktif acetaminophen yang terkandung di dalam obat tersebut.

“Tylenol yang dikonsumsi saat hamil dapat berhubungan dengan peningkatan risiko autisme yang sangat signifikan,” kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, Selasa (23/9/2025) waktu Indonesia. “Lonjakan kasus autisme adalah salah satu perkembangan kesehatan masyarakat paling mengkhawatirkan dalam sejarah. Tidak pernah ada yang seperti ini sebelumnya.”

Baca Juga

Trump menambahkan, para ahli kini akan merekomendasikan agar penggunaan Tylenol dibatasi oleh ibu hamil kecuali benar-benar diperlukan secara medis. Ia juga memperingatkan soal pemberian vaksin berlebihan kepada bayi dan anak, yang menurutnya terlalu banyak dalam jumlah sekaligus.

Pemerintahan Trump sebelumnya pada April mengumumkan akan meluncurkan penelitian besar-besaran untuk memahami penyebab autisme. Presiden bahkan menyebut pengumuman terbaru ini sebagai salah satu langkah medis terbesar dalam sejarah Amerika.

Namun, produsen Tylenol, Kenvue, menyatakan tidak sependapat dengan pandangan pemerintah. Perusahaan menegaskan bahwa acetaminophen tetap merupakan pilihan pereda nyeri paling aman bagi ibu hamil. “Kami percaya sains independen yang kredibel menunjukkan bahwa acetaminophen tidak menyebabkan autisme,” ujar juru bicara Kenvue, dikutip dari Fox News.

Komisaris Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), Marty Makary, mengatakan pihaknya kini memiliki data yang tak bisa diabaikan. Ia menyebut sejumlah penelitian, termasuk Boston Birth Cohort, Nurses Health Study, dan Mount Sinai-Harvard, telah menemukan adanya hubungan kausal antara penggunaan acetaminophen selama kehamilan dengan gangguan perkembangan saraf seperti ADHD dan autisme.

Sementara itu, Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Robert Kennedy Jr, menegaskan lembaganya bersama NIH, FDA, CDC, dan CMS kini bekerja bersama mempercepat riset terkait autisme. Kennedy menilai penelitian selama ini terlalu berfokus pada faktor genetik, sementara faktor lingkungan yang bisa menjadi pemicu utama belum cukup diteliti.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dalam survei April lalu melaporkan bahwa prevalensi autisme di negara itu terus meningkat. Pada 2022, satu dari 31 anak usia delapan tahun terdiagnosis autisme, naik dari satu banding 36 anak pada tahun 2000.

Kennedy menambahkan, faktor lingkungan kemungkinan besar berperan penting dalam epidemi autisme. “Ini berasal dari racun lingkungan. Ada pihak yang mendapatkan keuntungan dari memasukkan racun ini ke udara, air, obat-obatan, hingga makanan kita,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement