Rabu 03 Sep 2025 08:38 WIB

Bukan Sekadar Horor, Film The Conjuring: Last Rites Jadi Penutup Penuh Emosional

The Conjuring: Last Rites mengakhiri film horor yang menemani sejak 2013.

Rep: Mg161/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan di film The Conjuring: Last Rites. Film ini hadir sebagai penutup yang emosional bagi film horor The Conjuring yang sudah menemani penonton sejak 2013.
Foto: Dok.Warner Bros Pictures
Salah satu adegan di film The Conjuring: Last Rites. Film ini hadir sebagai penutup yang emosional bagi film horor The Conjuring yang sudah menemani penonton sejak 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layaknya sebuah perpisahan yang mengharukan, film The Conjuring: Last Rites hadir sebagai penutup yang emosional bagi serial horor yang sudah menemani penonton sejak 2013. Film garapan sutradara Michael Chaves ini bukan sekadar babak akhir yang mencekam, melainkan juga sebuah penghormatan yang layak bagi perjalanan panjang Ed dan Lorraine Warren, sepasang demonolog yang telah menjadi ikon horor modern.

Sesuai judulnya, "Last Rites" atau “Upacara Terakhir”, film ini menjadi penutup yang tak terhindarkan. Chaves mengambil tantangan besar untuk mengakhiri kisah ini dengan cara yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga menyentuh hati penonton. Ia tidak hanya menjual jumpscare, tetapi juga merangkai narasi yang lebih personal dan mendalam.

Baca Juga

Kisah diangkat dari kasus nyata keluarga Smurl pada 1986. Alih-alih hanya berfokus pada gangguan supernatural di luar, kali ini iblis yang dihadapi Warrens menyerang langsung ke inti keluarga mereka, yaitu sang putri, Judy (diperankan oleh Mia Tomlinson). Keputusan ini terasa sangat efektif. Penonton melihat bagaimana Ed (Patrick Wilson) dan Lorraine (Vera Farmiga) harus bertarung melawan kegelapan yang mengancam darah daging mereka sendiri. Pertarungan yang tadinya hanya sebatas melawan iblis, kini menjadi perjuangan untuk menyelamatkan keluarga.

Michael Chaves mengakui, menghadirkan akhir yang penuh emosi adalah tantangan terbesar. "Kami ingin menghadirkan sesuatu yang punya bobot lebih besar, dengan emosi yang lebih mendalam, sehingga bisa menjadi penutup yang layak bagi kedua karakter ini," ujarnya dalam sebuah pernyataan tertulis.

Salah satu kekuatan utama film ini adalah bagaimana ia berhasil membangun hubungan antara penonton dan karakter Judy. Chaves mengajak kita melihat perjalanan Judy, mulai dari kelahirannya hingga tumbuh dewasa, yang kemudian memberikan dampak emosional besar pada keseluruhan cerita.

"Sebagai penonton, kamu ingin melindunginya. Kamu tidak ingin melepaskannya, dan itulah hal sesungguhnya yang dialami Ed dan Lorraine," kata Chaves.

Selain alur yang lebih emosional, The Conjuring: Last Rites tetap mempertahankan ciri khas horornya. Atmosfer mencekam dibangun melalui detail-detail kecil seperti pencahayaan redup, suasana rumah yang terasa hidup, serta musik latar yang selalu berhasil membuat bulu kuduk berdiri. Film ini tidak hanya mengandalkan kejutan, tetapi juga membangun ketakutan secara perlahan dan meyakinkan.

Dengan kehadiran wajah-wajah baru seperti Mia Tomlinson, Ben Hardy, Rebecca Calder, dan Elliot Cowan, film ini berhasil menyajikan dinamika baru tanpa mengganggu inti cerita. Vera Farmiga dan Patrick Wilson tetap memukau, memberikan penampilan terakhir yang tulus dan berkesan sebagai pasangan Warren.

The Conjuring: Last Rites bukan sekadar film horor, melainkan sebuah epilog yang mengharukan dan menegangkan. Film ini mengajak penonton merenungi arti perpisahan dan pengorbanan, sekaligus menutup perjalanan panjang Warrens di layar lebar dengan sebuah akhir yang layak dikenang. Saksikan perpisahan yang penuh emosi ini di bioskop mulai 5 September 2025.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement