REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Dunia perfilman Indonesia kehadiran karya yang mengangkat kembali sebuah legenda. Falcon Pictures mempersembahkan Panji Tengkorak, sebuah film animasi yang tidak hanya menyuguhkan visual menghibur, tetapi juga membawa nostalgia bagi para penggemar komik klasik.
Disutradarai oleh Daryl Wilson, film ini merupakan adaptasi dari komik legendaris tahun 1968 karya Hans Jaladara, yang mengisahkan petualangan seorang pendekar bernama Panji Tengkorak. Kehadiran film ini menjadi momen istimewa, terutama bagi sang kreator aslinya. Hans Jaladara, yang usianya kini tak lagi muda, mengungkapkan kebahagiaannya yang luar biasa saat gala premier di Jakarta.
“Rasanya luar biasa sekali, tidak menyangka, senang sekali saya, umur segini tuanya tapi masih ada yang menyukai karya saya,” ujar Hans saat gala premier pada Jumat (22/8/2025).
Komik yang ia ciptakan puluhan tahun lalu kini menemukan "nyawa" baru dalam bentuk film animasi, menjangkau audiens lintas generasi. Proses di balik layar pun tak kalah menarik. Daryl Wilson, sang sutradara, mengungkapkan bahwa penggarapan film ini memakan waktu yang cukup lama dan melibatkan banyak sekali talenta.
“Produksi ini kurang lebih memakan waktu selama dua tahun,” kata dia.
Wilson mengatakan, proses tersebut melibatkan sekitar 250 pelaku kreatif yang bekerja sama untuk menghidupkan setiap adegan dan karakter. Jumlah ini menunjukkan skala produksi yang serius dan ambisi besar untuk menghasilkan kualitas terbaik.
Salah satu kunci vital dalam film animasi adalah pengisi suara. Wilson menekankan pentingnya peran aktor dan aktris dalam memberikan "nyawa" pada karakter. “Dengan support tim Falcon, kami jadi bisa bekerja sama dengan talenta dan aktor-aktor yang hebat, karena pengisi suara yang hebat bisa menghidupkan karakter sehingga menjadi bernyawa,” ujarnya.
Denny Sumargo, yang memerankan karakter utama Panji, merasakan beban tanggung jawab yang besar. Baginya, menghidupkan karakter ikonis dari era yang pernah ia alami adalah sebuah tantangan. “Menjadi main character itu rasanya memiliki tanggung jawabnya yang besar, karakter yang dibawa itu dari lama banget, dan saya pernah ada di zaman itu,” ujar Denny.
Donny Damara yang juga terlibat sebagai pengisi suara, mengaku bahwa prosesnya tidak semudah yang ia bayangkan. “Pengalaman ini tidak semudah yang saya bayangkan, harus mengenali karakter-karakter yang saya perankan, berusaha menyelami tokoh,” ujarnya. Donny berharap, film ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga stimulan dan acuan bagi para pelaku kreatif lainnya.
Menambah keistimewaan film ini, musisi Iwan Fals dan Isyana Sarasvati berkolaborasi mengisi soundtrack utama lewat lagu berjudul "Bunga Terakhir". Kolaborasi lintas generasi ini sukses menciptakan nuansa yang unik.
Iwan Fals, yang mengaku sudah mengenal kisah Panji Tengkorak sejak kecil, merasa antusias. “Aku seneng, ini kan cerita saat aku masih kecil dulu, sempet baca komiknya juga,” kata sang legenda musik.
Sementara itu, Isyana Sarasvati, yang merupakan penggemar animasi, merasa sangat terhormat bisa berduet dengan idolanya. “Rasanya duet sama Iwan Fals sangat terhormat, karena Om Iwan salah satu idolaku,” kata Isyana.
Panji Tengkorak mengajak penonton untuk masuk ke dalam petualangan menegangkan, mengikuti perjuangan Panji dan penduduknya untuk menemukan prasasti sakti yang jatuh ke tangan orang yang salah. Film ini mulai tayang di bioskop pada 28 Agustus 2025.