Selasa 22 Jul 2025 08:32 WIB

Aliansi Musik Pro Palestina Dibentuk, Ajak Artis yang Masih Takut Bersuara

Mereka mengajak artis yang takut kehilangan karier karena membela Palestina.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Kneecap tampil selama Festival Glastonbury. Kneecap, Massive Attack, dan musisi Brian Eno mengumumkan pembentukan aliansi musik pro Palestina.
Foto: Scott A Garfitt/Invision/AP
Kneecap tampil selama Festival Glastonbury. Kneecap, Massive Attack, dan musisi Brian Eno mengumumkan pembentukan aliansi musik pro Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup musik Kneecap, Massive Attack, dan musisi Brian Eno mengumumkan pembentukan aliansi musik pro Palestina sebagai respons terhadap upaya sensor dan tekanan terkait sikap mereka terhadap konflik di Gaza. Bersama kelompok aktivis Led By Donkeys, mereka menyerukan kepada para artis yang merasa terancam untuk bersuara tanpa takut kehilangan karier.

Melalui unggahan serentak di Instagram, mereka mengungkapkan telah menjadi sasaran intimidasi baik secara industri maupun hukum, termasuk tekanan dari organisasi UK Lawyers For Israel (UKLFI). Mereka menegaskan dukungan kepada Palestina dan kritik terhadap tindakan Israel yang mereka sebut sebagai genosida tidak akan membuat mereka diam. "Kondisi di Gaza sudah tidak bisa lagi diabaikan. Sebagai seniman, kami merasa berkewajiban menggunakan platform kami untuk mengutuk genosida yang terjadi dan peran Pemerintah Inggris dalam mendukungnya," demikian pernyataan para musisi seperti dilansir laman Independent, Selasa (22/7/2025).

Baca Juga

Dalam pesan itu, mereka juga menawarkan solidaritas kepada artis lain yang merasa takut menghadapi tekanan karena berbicara soal Palestina dan mengajak mereka untuk bergabung dalam jaringan yang mereka bentuk melalui email ethicalsyndicatepalestine@pm.me. Aliansi ini juga menuntut segera gencatan senjata, penghentian penjualan senjata dan lisensi ke Israel, serta kemerdekaan Palestina.

Sementara itu, UKLFI merespons dengan menyatakan bahwa Massive Attack telah melakukan seruan penolakan terhadap organisasi mereka yang berupaya melindungi korban diskriminasi anti Yahudi dan anti Israel. la juga menyebut bahwa usai penampilan Massive Attack di Lido Festival, sejumlah penonton Yahudi dan Israel merasa terganggu setelah band tersebut mengundang aktivis anti-Israel ke atas panggung.

Kneecap sendiri sempat tampil di Glastonbury Festival pada Juni lalu dengan latar belakang bendera Palestina, Penampilan mereka mengikuti aksi dari duo punk-rap Bob Vylan yang juga mengkritik Israel. Namun, penampilan Kneecap menimbulkan kontroversi karena vokalisnya, Liam Og O hAnnaidh alias Mo Chara, memimpin nyanyian "Death, death to the IDF" (Kematian, kematian bagi Pasukan Pertahanan Israel). Saat ini, Liam dijadwalkan menjalani persidangan pada 20 Agustus di Westminster Magistrates' Court, sementara kepolisian mash menyelidiki kasus tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement