REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film terbaru Superman (2025) karya sutradara James Gunn menuai kritik dari para penonton pro Israel dan komunitas Zionis. Mereka menyerukan boikot terhadap film tersebut karena jalan ceritanya dinilai menyudutkan Israel dan berpihak pada Palestina.
Dalam film ini, Superman (David Corenswet) diceritakan berusaha menggagalkan invasi yang dilakukan oleh negara fiktif Boravia terhadap Jarhanpur. Boravia digambarkan sebagai negara kuat, berteknologi tinggi, dan sekutu Amerika Serikat, sementara Jarhanpur negara miskin dan berpenduduk non-kulit putih.
Meskipun tidak menyebutkan Israel atau Palestina secara eksplisit, pendukung Zionis menilai kisah tersebut merefleksikan konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung, khususnya situasi di Gaza. Masalah ini banyak diperbincangkan di media sosial. Tagar-tagar bernuansa pro dan kontra bermunculan di platform seperti X. Sebagian warganet memuji film tersebut karena menampilkan Superman sebagai sosok yang anti-genosida dan membela keadilan.
Namun, kelompok pro Israel melihatnya sebagai bentuk propaganda terselubung yang dinilai berpihak pada Palestina. Seorang pengguna Reddit dari komunitas r/ Jewish mengaku kecewa karena film ini digunakan sebagai propaganda anti-Israel.
"Penggambaran film itu tentang negara kuat, berkulit putih, dan termiliterisasi yang menyerang negara lebih lemah, non-kulit putih, selaras dengan narasi anti-Israel. Meskipun tidak ada referensi eksplisit ke Israel atau Palestina," kata anggota komunitas Jewish seperti dilansir laman Roya News, Senin (21/7/2025).
Para pengguna X pro Zionis juga secara terbuka menyerukan boikot. "Perlu ya bawa-bawa politik ke Superman, menyinggung konflik Israel-Palestina dan memojokkan Israel? Boikot film ini," kata warganet dengan akun @Bipul**.
"Kalau mau nonton propaganda pro Hamas, lebih baik nonton Al Jazeera," tulis warganet lainnya.
Sementara itu, sejumlah warganet lain justru mempertanyakan reaksi keras tersebut. Karena jika film fiksi tentang penindasan dan genosida membuat warga Israel tersinggung, maka itu sama saja dengan mengakui apa yang dilakukan terhadap Palestina memang kejam dan tidak bisa dibenarkan.
"Superman anti-genosida > orang Israel boikot. Kalau memang merasa tersindir, apakah itu artinya mereka merasa bersalah?," kata akun @Donya.