Jumat 25 Apr 2025 20:50 WIB

YPKAI Galang Dana Lewat Aksi Maraton 57 Km untuk Anak Pejuang Kanker

Kriteria penerima bantuan adalah anak berusia 0-18 tahun.

Kanker yang dialami anak (ilustrasi). YPKAI menggalang dana untuk anak pejuang kanker melalui aksi maraton 57 km.
Foto: www.freepik.com
Kanker yang dialami anak (ilustrasi). YPKAI menggalang dana untuk anak pejuang kanker melalui aksi maraton 57 km.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) menggelar 'Maraton Peduli Anak Kanker' untuk menggalang dana dan meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak penderita kanker dari keluarga prasejahtera. Aksi ini dijadwalkan berlangsung pada 20 Mei, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

Pendiri YPKAI Donny Gahral Adian akan melakukan lari solo sejauh 57 kilometer dari Monas, Jakarta, menuju Tugu Kujang, Bogor, sebagai bagian dari kampanye ini.

Donny yang juga merupakan dosen Filsafat Universitas Indonesia, menyatakan bahwa tantangan fisik yang akan dihadapinya selama maraton tidak sebanding dengan perjuangan anak-anak melawan kanker.

“Perjuangan anak-anak penderita kanker tidak ringan. Melalui maraton ini, kami ingin menyuarakan bahwa setiap langkah kita bisa menjadi harapan bagi mereka. Ini bukan hanya soal fisik, tapi tentang menunjukkan empati dan kepedulian,” ujar Donny Gahral Adian kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Penggalangan dana akan dilakukan secara digital melalui platform Kitabisa dengan tautan https://kitabisa.com/campaign/lariuntuksesama. YPKAI menargetkan dana sebesar Rp 500 juta untuk membantu biaya pengobatan anak-anak yang tidak sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Ketua YPKAI Tyas Amelia menjelaskan bahwa kriteria penerima bantuan adalah anak berusia 0-18 tahun dari keluarga prasejahtera yang memiliki BPJS Kesehatan. Yayasan memberikan bantuan obat-obatan dan terapi.

Tyas mengungkapkan tantangan besar dalam menangani kasus kanker pada anak adalah sebagian besar pasien yang datang ke yayasan sudah berada pada stadium lanjut.

Tyas mengungkapkan hanya 20 persen anak-anak yang mampu bertahan dikarenakan saat dibawa ke Yayasan sudah masuk ke stadium lanjut. "Kami pernah menangani anak yang penderita leukemia yang mengharuskan cangkok sum-sum tulang belakang dengan biaya Rp 2 miliar. Sehingga kita bantu donasi, tetapi baru mulai kampanye, anak tersebut tidak mampu bertahan," ucapnya.

YPKAI, yang berawal dari kepedulian terhadap pasien anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais yang mengalami kesulitan finansial, memberikan pendampingan langsung ke rumah pasien melalui relawan bersertifikat. Yayasan ini bukan merupakan rumah singgah.

Melalui kegiatan maraton ini, YPKAI berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperluas dukungan bagi anak-anak penderita kanker.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement