REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komposer Dwiki Dharmawan menyampaikan rasa kehilangan dan duka mendalam atas wafatnya penyanyi legendaris Titiek Puspa. Ia mengenang sosok Eyang Titiek sebagai tokoh penting dalam sejarah musik Indonesia yang layak diusulkan sebagai pahlawan nasional.
“Saya rasa Eyang Titiek sangat layak diusulkan menjadi pahlawan nasional karena seperti WR Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia, beliau telah dengan nyata selama enam dekade, mengukir karya melalui musik,” kata Dwiki saat diwawancara Republika setelah prosesi pemakaman Titiek Puspa di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2025).
Menurut Dwiki, Eyang Titiek bukan hanya seorang penyanyi dan pencipta lagu, namun juga seorang seniman sejati yang telah menginspirasi banyak generasi di Indonesia. Meskipun kini Eyang Titiek telah tiada, namun Dwiki meyakini karya dan warisan musik dari almarhumah akan terus abadi.
Semasa hidup, Dwiki mengaku cukup sering berinteraksi dan berkolaborasi dengan almarhumah. Salah satu kenangan yang paling membekas adalah ketika ia diminta untuk membantu menyelenggarakan konser “Citra Karya Titiek Puspa” pada 1996. Dalam proyek tersebut, ia diminta melakukan kurasi dan mengaransemen beberapa lagu yang akan dipentaskan.
Tidak hanya itu, Dwiki juga pernah dipercaya untuk mengaransemen lagu-lagu karya Titiek Puspa, termasuk lagu berjudul “Pantang Mundur”. Menurutnya, lagu tersebut akan dirilis menjelang hari pahlawan mendatang.
“Saya pernah membantu beliau mengaransemen banyak lagu, di antaranya ‘Pantang Mundur’ yang atas amanah beliau harus dirilis pada sebelum momen hari pahlawan yang akan datang,” kata Dwiki.
Dia menyoroti peran Titiek Puspa sebagai organisatoris yang turut menggagas berdirinya sejumlah organisasi penting seperti Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik RI (PAPPRI). “Bersama dengan tokoh-tokoh lain, Eyang Titiek termasuk orang yang masuk dalam tonggak sejarah pembuatan organisasi itu,” kata Dwiki.
Ia pun mengenang terakhir kali bertemu dengan Titiek Puspa pada 16 Maret lalu dalam sebuah acara buka puasa bersama. Menurut Dwiki, kala itu Eyang Titiek masih terlihat sangat sehat dan ceria.
“Kami bersilaturahim dalam acara buka bersama waktu itu, dan beliau masih hadir dalam keadaan sehat walafiat. Saya tentu merasa kehilangan, namun Allah Swt telah berkehendak di usianya ke 87 tahun,” kata Dwiki.
Titiek Puspa mengembuskan napas terakhir pada usia 87 tahun di rumah sakit Medistra, Jakarta Selatan. Pelantun tembang "Marilah Kemari" yang meninggal dunia pada Kamis (10/4/2025) disemayamkan di rumah duka yang berlokasi di Pancoran, Jakarta Selatan. Adapun prosesi pemakaman telah dilaksanakan dengan lancar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2025).