Selasa 25 Feb 2025 11:11 WIB

Ulasan Film The Unbreakable Boy: Drama Emosional yang Menghangatkan Hati

Film berkisah tentang Austin yang menderita penyakit yang menbuat tulangnya rapuh.

Rep: Mgrol156/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan di film The Unbreakable Boy.
Foto: Dok. Lionsgate
Salah satu adegan di film The Unbreakable Boy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Film The Unbreakable Boy bukan sekadar kisah inspiratif biasa. Sinema yang diangkat dari kisah nyata ini menyajikan perjalanan seorang anak dengan kondisi langka yang tetap menjalani hidup dengan keceriaan luar biasa.

Baca Juga

Dengan sentuhan drama yang emosional dan pesan yang menghangatkan hati, film ini menawarkan pengalaman menonton yang penuh makna.

Namun, apakah penyampaian ceritanya berhasil menyentuh penonton atau justru terasa berlebihan? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Film The Unbreakable Boy mengisahkan tentang Austin (Jacob Laval), seorang anak laki-laki yang mengidap autisme serta Osteogenesis Imperfecta (OI), suatu kondisi yang menyebabkan tulangnya rapuh. Yang membuatnya istimewa, Austin menghadapi penyakit langka tersebut dengan keceriaan, humor, dan semangat yang luar biasa. Sikapnya yang penuh energi dan optimisme bahkan mampu menyatukan orang-orang di sekitarnya.

Film dengan durasi 109 menit ini disutradarai oleh Jon Gunn, yang juga menulis naskahnya bersama Scott LeRette dan Susy Flory. Laval tampil memikat sebagai Austin muda, yang akrab disapa "Auz Man."

Ia memiliki seekor kadal peliharaan bernama Marty, koleksi topi yang keren, dan bahkan menganggap Tyler (Pilot Bunch), seorang anak yang sering mengganggunya di sekolah, sebagai sahabat. Selain itu, Austin juga memiliki adik laki-laki bernama Logan (diperankan dengan baik oleh Gavin Warren), yang selalu menjaganya ketika ia tidak sedang bermain skateboard.

Film ini menyoroti hubungan erat antara Austin dan ayahnya, Scott. Salah satu momen paling emosional terjadi ketika Austin merasa putus asa saat mengenakan kostum maskot sekolah dalam pertandingan basket. Untuk menyemangati putranya, Scott mengenakan kepala maskot harimau dan mulai menari di depan penonton, mendorong Austin untuk kembali bergabung dengan tim pemandu sorak.

Di salah satu titik, Austin mengungkapkan perasaannya dengan berkata, "Terkadang momen bahagia terasa begitu menyedihkan, dan saya tidak selalu tahu mengapa". Ini adalah salah satu adegan menyentuh yang menjadi daya tarik utama film ini.

Film ini menggambarkan tentang kehidupan, keluarga, kebahagiaan, serta proses menerima dunia beserta tantangan yang menyertainya. The Unbreakable Boy menyampaikan pesan tentang keberanian, ketekunan, dan cinta tanpa syarat. Melalui kisahnya, film ini mengajak penonton untuk melihat hidup dengan lebih optimistis sekaligus menekankan pentingnya peran keluarga dalam menghadapi berbagai rintangan.

Scott LeRette berharap setelah menonton film ini, orang-orang dapat lebih memahami makna kehidupan serta memiliki empati yang lebih besar terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.

Setelah dirilis, The Unbreakable Boy mendapat sambutan yang cukup positif dari penonton. Film ini meraih nilai rata-rata “A” dari CinemaScore, yang mencerminkan kepuasan penonton terhadap kualitasnya.

Selain itu, 81 persen penonton yang telah menyaksikannya menyatakan akan merekomendasikan film ini kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa The Unbreakable Boy tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu menyentuh hati banyak orang dengan pesan positif yang disampaikan.

Dari sisi pendapatan, film ini berhasil mengumpulkan sekitar 2,5 juta dolar AS atau setara dengan Rp 40 miliar pada akhir pekan perdananya, menempatkannya di posisi kedelapan box office. Meskipun tidak berada di peringkat teratas, pencapaian tersebut tetap tergolong solid, terutama dengan persaingan ketat di industri perfilman saat ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement