REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Francesco Rivella, ahli kimia asal Italia yang dikenal sebagai pencipta Nutella, meninggal dunia pada usia 97 tahun, Jumat (14/2/2025). Rivella, yang dijuluki sebagai “Bapak Nutella, meninggalkan warisan besar dalam dunia kuliner, khususnya melalui kreasi selai hazelnut dan coklat yang telah menjadi ikon global. Rivella mengembuskan napas terakhirnya di kota Alba, Italia, tempat ia menghabiskan masa pensiunnya.
Rivella memulai perjalanan kariernya di Ferrero, perusahaan cokelat dan permen terkenal asal Italia, pada tahun 1952. Saat itu, ia baru saja menyelesaikan gelar sarjana Kimia di Turin dan bergabung sebagai bagian dari tim peneliti di laboratorium kimia Ferrero.
Di sanalah, Rivella mengembangkan berbagai produk ikonik perusahaan, termasuk Nutella. Sebagai ahli kimia, Rivella bertanggung jawab untuk meneliti bahan baku, mencampur, menyempurnakan, dan mencicipi berbagai bahan demi menciptakan rasa yang sempurna.
Selama bertahun-tahun, Rivella naik pangkat hingga menjadi manajer senior di Ferrero. Ia bekerja sama erat dengan Michele Ferrero, putra pendiri perusahaan, Pietro Ferrero, yang mengambil alih bisnis keluarga tersebut. Rivella dianggap sebagai tangan kanan Michele dan memainkan peran kunci dalam pengembangan produk-produk Ferrero.
“Kami berduka atas meninggalnya Francesco Rivella. Dia menghabiskan waktu bertahun-tahun bekerja untuk perusahaan kami, dan, seperti semua rekan kerja Ferrero, dia berkontribusi besar terhadap keberhasilan perusahaan kami dan pertumbuhan merek kami yang dicintai oleh banyak orang,” ujar juru bicara Ferrero seperti dilansir laman Fox News, Kamis (20/2/2025).
Nutella, yang kini menjadi salah satu produk selai paling populer di dunia, tidak langsung tercipta dalam bentuk yang dikenal saat ini. Awalnya, produk ini bernama Giandujot, yang terinspirasi dari gianduja, sebuah manisan perpaduan cokelat dan hazelnut. Giandujot pertama kali dijual pada tahun 1946 dalam bentuk balok yang bisa diiris dan dioleskan ke roti. Nama Giandujot sendiri diambil dari karakter karnaval lokal Italia.
Pada 1951, produk ini mengalami transformasi menjadi versi yang lebih lembut dan mudah dioleskan, yang diberi nama SuperCrema. Namun, butuh waktu lebih dari satu dekade sebelum resep tersebut disempurnakan. Akhirnya, pada 1964, lahirlah Nutella, selai hazelnut dan coklat pertama di dunia yang segera meraih popularitas global.
Dalam buku Mondo Nutella (Nutella World), jurnalis Italia Gigi Padovani menulis bahwa Rivella dan Michele Ferrero sering berkeliling dunia untuk membeli berbagai jenis permen dan coklat. “Bukan untuk meniru, tetapi untuk membuatnya lebih baik,” tulis Gigi. Hal ini menunjukkan dedikasi Rivella dalam menciptakan produk yang tidak hanya enak, tetapi juga inovatif.
Popularitas Nutella tidak hanya terbatas pada Italia atau Eropa, tetapi telah menyebar ke seluruh dunia. Bahkan, Nutella memiliki hari perayaannya sendiri, yaitu World Nutella Day, yang pertama kali diperingati pada 5 Februari 2007. Hari itu dirayakan oleh jutaan penggemar Nutella di berbagai negara sebagai bentuk apresiasi terhadap selai yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.
Rivella meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi Ferrero dan dunia kuliner. Nutella tidak hanya menjadi produk komersial, tetapi juga simbol inovasi dan dedikasi. Rivella dimakamkan di Barbaresco, kota Alba, tempat ia menghabiskan masa pensiunnya. Kepergiannya tentu menjadi kehilangan besar bagi dunia, namun namanya akan selalu dikenang sebagai sosok di balik salah satu produk makanan paling dicintai di dunia.