REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Likuid rasa berry untuk vape atau rokok elektrik dilaporkan memiliki dampak paling buruk pada paru-paru, dibandingkan dengan rasa lainnya. Merujuk pada studi terbaru dari Kanada, rasa berry dapat membuat pertahanan alami paru-paru menjadi terganggu dan melemah, sehingga bakteri lebih mudah masuk.
“Kita harus berhati-hati dengan jenis rasa pada vape, karena itu dapat memiliki efek yang merugikan. Terutama karena rokok elektrik ini banyak dipasarkan pada remaja dan anak,” kata peneliti studi Ajitha Thanabalasuriar, asisten profesor di Departemen Farmakologi & Terapi di McGill University, dilansir Study Finds, Sabtu (9/11/2024).
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PNAS ini, menggunakan tikus sebagai subjek penelitian. Selama beberapa hari, para tikus tersebut sengaja dipaparkan uap vape dengan beberapa rasa. Melalui teknik pencitraan langsung, para peneliti memantau perubahan pada sel imun paru-paru tikus secara real-time.
Hasilnya, likuid rasa berry adalah yang paling merusak. Sel-sel kekebalan tubuh, yang dikenal sebagai makrofag alveolar, yang bertugas membersihkan partikel berbahaya dari saluran pernapasan bagian bawah mengalami gangguan fungsi saat terpapar uap rasa berry.
Para peneliti menemukan, uap tersebut mengandung bahan kimia tambahan yang menghentikan ekspresi jalur sel tertentu. Akibatnya makrofag alveolar lumpuh dan menghambat kemampuannya dalam melawan bakteri, seperti Pseudomonas aeruginosa
“Pada penelitian ini, tikus yang diteliti imunnya melemah dan tingkat kelangsungan hidupnya menurun,” kata Thanabalasuriar.
Langkah selanjutnya dari penelitian ini adalah mengidentifikasi senyawa kimia spesifik dalam vape rasa beri yang bertanggung jawab atas kerusakan sel imun. Para peneliti juga perlu memastikan bahwa efek yang sama yang mereka lihat pada tikus juga terjadi pada paru-paru manusia.