REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jerawat merupakan salah satu masalah kulit yang paling umum dihadapi banyak orang di berbagai usia. Meskipun sering dianggap sebagai masalah kosmetik yang sederhana, jerawat dapat memberikan dampak yang lebih serius apabila tidak ditangani dengan baik.
Salah satu kebiasaan buruk yang sering ditemui adalah memencet jerawat. Meskipun tampak memuaskan untuk dilakukan, memencet jerawat dapat memicu berbagai masalah kulit yang lebih parah:
Risiko Memencet Jerawat
1. Infeksi
Ketika jerawat dipencet, lapisan kulit yang melindungi jerawat terpecah, sehingga bakteri yang ada di tangan atau permukaan kulit dapat masuk ke dalam luka terbuka. Hal ini dapat menyebabkan infeksi yang lebih parah, mengakibatkan kemerahan, bengkak, dan bahkan pembentukan abses.
2. Peradangan yang memperparah kondisi
Memencet jerawat bisa memicu peradangan yang lebih dalam. Kondisi ini menyebabkan jerawat bertambah parah dan lebih sulit untuk sembuh. Peradangan yang berlebihan ini juga bisa memperluas area yang terkena jerawat.
3. Pembentukan bekas luka
Salah satu dampak jangka panjang yang paling merugikan dari memencet jerawat adalah pembentukan bekas luka. Jaringan kulit yang terluka parah akan bertumbuh kembali dengan tidak sempurna, menghasilkan bekas yang mungkin sulit hilang atau bahkan permanen.
4. Hiperpigmentasi
Luka akibat jerawat dapat memicu produksi melanin yang berlebihan, sehingga terjadi hiperpigmentasi atau bercak hitam pada kulit. Ini membuat bekas jerawat tampak lebih jelas dan sulit ditutupi dengan kosmetik.
Cara Mencegah Bekas Jerawat
Untuk mencegah bekas jerawat timbul, berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Hindari memencet jerawat
Langkah pertama dan paling penting adalah jangan pernah memencet jerawat. Biarkan jerawat mengering dan sembuh dengan sendirinya atau gunakan obat yang direkomendasikan oleh dokter kulit.
2. Rutin membersihkan wajah
Membersihkan wajah dua kali sehari dengan pembersih yang sesuai dengan jenis kulit dapat membantu menjaga kebersihan pori-pori dan mencegah terbentuknya jerawat.
3. Penggunaan krim dan serum antiinflamasi
Krim yang mengandung bahan anti-inflamasi seperti asam salisilat atau benzoyl peroxide dapat membantu mengurangi peradangan dan mempercepat proses penyembuhan jerawat.
4. Perawatan dermatologi
Konsultasikan dengan dokter kulit tentang perawatan yang bisa membantu mencegah bekas jerawat seperti pengelupasan kimia, terapi laser, atau microneedling.
5. Penggunaan tabir surya
Paparan sinar UV dapat memperparah bekas jerawat dan hiperpigmentasi. Oleh karena itu, gunakan tabir surya dengan SPF yang sesuai setiap hari untuk melindungi kulit dari sinar matahari.
*Artikel ini dibuat oleh AI dan telah diverifikasi Tim Redaksi.