REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi riset global ASICS menemukan lebih dari separuh perempuan di seluruh dunia berhenti berolahraga atau bahkan tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali.
Riset ASICS Global yang dipimpin oleh Assistant Professor Sports Medicine Research Institute, University of Kentucky Dee Dlugonski dan Profesor Brendon Stubbs dari King’s College London pada 2023 menjelaskan perbedaan yang signifikan dari kurangnya minat di seluruh dunia untuk berolahraga dibandingkan pria. Studi ini dilakukan secara daring dan focus group discussion.
BACA JUGA: Long Weekend Pekan Ini, Maulid Nabi Muhammad 2024 Jatuh Tanggal Berapa? Ini Jadwalnya
Studi ini menunjukkan lebih dari separuh perempuan di seluruh dunia menghadapi tantangan dalam berolahraga karena berbagai alasan, termasuk tekanan waktu (74 persen), kurangnya rasa percaya diri (35 persen), lingkungan yang menakutkan (44 persen), atau merasa kurang sporty (42 persen).
Studi yang melibatkan hampir 25 ribu responden dari 40 negara mengeksplorasi partisipasi dan minat perempuan dalam berolahraga. Berdasarkan kajian ini, terdapat lima tantangan terbesar yang dihadapi perempuan dalam berolahraga.
Pertama, terlalu banyak komitmen (76 persen) dan tidak cukup waktu (74 persen) menjadi alasan terbesar yang menahan perempuan dari berolahraga. Kedua, biaya pelatih pribadi yang tinggi (62 persen) dan keanggotaan gym (59 persen) menjadi tantangan bagi perempuan.
Ketiga, 43 persen perempuan mengatakan kurangnya ruang dan lingkungan yang aman membuat mereka tidak berolahraga. Wanita di Afrika dan Latin Amerika menyebut hal ini adalah alasan utama mereka tidak berolahraga.
Keempat, 42 persen perempuan tidak merasa cukup fit atau sporty untuk berolahraga. Terakhir, 38 persen perempuan mengatakan kurangnya akses peralatan atau ruang untuk berolahraga adalah penyebab mereka tidak berolahraga. Alasan ini adalah alasan yang umum bagi perempuan muda (45 persen).
Halaman selanjutnya ➡️