REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi mengatakan saat ini kepedulian perempuan Indonesia terhadap kesehatan masih kurang. Padahal, para perempuan Indonesia memiliki pengetahuan tentang kesehatan yang memadai.
"Tahu olahraga itu penting untuk kesehatan, tetapi tidak dilakukan," kata Kartini di sela-sela acara seminar kesehatan di gedung Kementerian Kesehatan Jakarta, Kamis (3/5) pekan lalu.
Menurut Kartini, yang perlu didorong saat ini ialah kepedulian dan kesadaran perempuan terhadap kesehatan untuk menerapkan pola hidup sehat. Terlebih lagi perempuan memiliki peran penting sebagai penentu budaya hidup sehat pada keluarga terutama anak-anak.
Seorang ibu, kata Kartini, menentukan pola konsumsi keluarga apakah anak-anaknya diberikan dengan makanan bergizi untuk pemenuhan kebutuhan gizinya atau tidak. Dia menerangkan seorang ibu sebagai orang tua juga menjadi contoh untuk anak-anaknya menjalani pola hidup sehat seperti rajin berolahraga.
"Kalau ibunya, orang tuanya tidak pernah olahraga, tidak suka olahraga, bagaimana bisa anaknya jadi suka olahraga," kata Kartini.
Karena itu, Kartini mengatakan, Kementerian Kesehatan terus memberikan informasi kepada para perempuan. Informasi itu disampaikan melalui komunitas-komunitas dan asosiasi melalui seminar dan kegiatan-kegiatan lainnya.
"Kalau ibunya, orang tuanya tidak pernah olahraga, tidak suka olahraga, bagaimana bisa anaknya jadi suka olahraga," kata Kartini.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Pattiselano Robert Johan menyampaikan pesan Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengenai peranan ibu dalam menentukan budaya kesehatan dalam keluarga. Dia mengatakan peranan seorang ibu terkait budaya kesehatan dalam keluarga akan memengaruhi kualitas sumber daya manusia ke depannya.
"Sebagai subjek pembangunan kesehatan, pekerja perempuan penentu alokasi pangan keluarga, budaya komunikasi keluarga, pendidik, dan perawat di keluarga," kata Robert ketika membacakan pernyataan Nina pada pembukaan seminar tersebut.
Nila menyampaikan bahwa seorang ibu merupakan penentu pola konsumsi pangan keluarga dengan memilihkan penganan yang sehat dan bergizi atau tidak.
Menurut Menkes, seorang pekerja perempuan memiliki tanggung jawab lebih. Perempuan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, tetapi juga dalam menciptakan sumber daya manusia berkualitas di masa datang.
Pekerja perempuan harus memberikan pendidikan, terutama pengetahuan kesehatan, kepada anak-anaknya yang menentukan kesehatan fisik anak. Di samping itu pekerja perempuan sebagai objek kesehatan rentan mengalami eksploitasi dan rentan terpapar bahaya di tempat kerja.
"Pekerja perempuan ada fase haid, hamil, nifas, dan menyusui. Oleh karena itu perlu pengawalan dan perlindungan khusus di bidang kesehatan," kata Nila.