Jumat 23 Aug 2024 15:35 WIB

Alami Ketindihan Saat Tidur, Amankah Jika Orang Tersebut Dibangunkan?

Ketindihan saat tidur sering dikaitkan dengan hal mistis oleh masyarakat Indonesia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Seseorang mengalami ketindihan saat tidur atau sleep paralysis (Ilustrasi). Anda dapat membangunkan seseorang dengan aman selama episode sleep paralysis.
Foto: Republika
Seseorang mengalami ketindihan saat tidur atau sleep paralysis (Ilustrasi). Anda dapat membangunkan seseorang dengan aman selama episode sleep paralysis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah Anda mengalami sensasi tubuh tak bisa bergerak saat terbangun dari tidur? Fenomena ini dikenal sebagai ketindihan atau sleep paralysis. Meski menakutkan, ketindihan sebenarnya cukup umum terjadi dan bisa diatasi.

Ketindihan adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelumpuhan sementara pada tubuh saat tertidur atau baru bangun tidur. Otak sudah dalam keadaan sadar, tetapi tubuh belum bisa bergerak. Kondisi ini seringkali disertai dengan halusinasi, seperti melihat sosok atau mendengar suara aneh.

Baca Juga

Ketindihan atau sleep paralysis sering kali dikaitkan dengan hal mistis oleh sebagian masyarakat Indonesia. Bahkan ketika mengalami ketindihan, respon yang paling umum dilakukan adalah merasa panik dan takut.

Bagaimana cara mengatasi ketindihan atau sleep paralysis?

Dilansir laman Cleveland Clinic, Jumat (23/8/2024), sleep paralysis adalah kondisi saat Anda tidak dapat menggerakkan bagian tubuh manapun sebelum tertidur atau saat bangun. Ketindihan biasanya terjadi ketika tubuh berada di antara tahap tidur dan terjaga. Namun tak perlu khawatir, sebuah episode sleep paralysis biasanya bersifat sementara dan hanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Menurut para pakar kesehatan di Cleveland Clinic, merasa takut dan cemas saat mengalami sleep paralysis atau ketindihan adalah hal yang wajar. Dalam beberapa kondisi, sleep paralysis bisa terjadi selama beberapa kali. Jika ini terjadi, maka dampaknya bisa membuat seseorang merasa gugup, takut untuk tidur kembali, serta memengaruhi perasaan dan aktivitas di siang hari.

Sebanyak 30 persen orang di seluruh dunia diperkirakan pernah mengalami setidaknya satu episode sleep paralysis. Untungnya, sleep paralysis tidak berbahaya, meskipun dapat menyebabkan tekanan emosional selama episode. Beberapa kasus sleep paralysis berhubungan dengan gangguan tidur lainnya.

Sleep paralysis biasanya ditandai dengan beberapa gejala seperti tidak dapat menggerakkan lengan atau kaki; tidak dapat berbicara; sensasi tekanan pada dada seperti sesak napas atau merasa keluar dari tubuh sendiri; dan halusinasi (seperti ada orang yang berbahaya di kamar Anda).

Apa yang terjadi jika membangunkan seseorang saat mengalami sleep paralysis?

Anda dapat membangunkan seseorang dengan aman selama episode sleep paralysis. Orang yang mengalami sleep paralysis dapat bangun sepenuhnya dan mendapatkan kembali gerakannya ketika orang lain menyentuh atau berbicara dengannya. Namun, seseorang yang mengalami episode sleep paralysis tidak akan dapat memberi tahu orang lain apa yang mereka rasakan atau menunjukkan dengan gerakan bahwa mereka mengalami episode sampai mereka pulih.

Apa yang menyebabkan sleep paralysis?

Penyebab pasti sleep paralysis tidak diketahui. Namun merujuk Cleveland Clinic, sleep paralysis bisa terkait dengan hal-hal seperti narkolepsi, tidak cukup tidur (kurang tidur), jadwal tidur yang tidak teratur (gangguan tidur akibat kerja shift), dan penggunaan obat atau zat tertentu. Kondisi kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan bipolar, gangguan stres pascatrauma (PTSD), atau gangguan panik juga bisa memicu sleep paralysis.

Bagaimana penanganan sleep paralysis?

Para ahli medis mengatakan hingga saat ini belum ada obat khusus yang bisa menghentikan episode sleep paralysis. Akan tetapi, tersedia pengobatan untuk mengurangi seberapa sering episode tersebut memengaruhi Anda.

Perawatan untuk sleep paralysis juga tergantung pada alasan atau penyebab dari kondisi yang dialami seseorang. Penyedia layanan kesehatan biasanya memberikan obat tidur tertentu, dan memberikan obat untuk mengobati kondisi kesehatan mental yang mendasari gangguan tidur. Selain itu, penderita sleep paralysis juga dianjurkan untuk meningkatkan kebersihan tidur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement