REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kehamilan bisa terjadi ketika suami dan istri dalam kondisi sehat. Kesehatan reproduksi tidak hanya harus dimiliki istri tapi juga suami.
Bila pada perempuan, kesulitan hamil umumnya bisa dilihat dari sejumlah faktor seperti siklus haid yang tidak teratur. Hingga isu penyakit PCOS.
Bagaimana dengan pria? Dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi yang berpraktik di RS Pondok Indah – IVF Centre, dr Upik Anggraheni Priyambodo, SpOG, SubspF. E. R., mengatakan pada pria upaya mengenali kondisi kesehatan reproduksi tidak semudah perempuan.
“Pada pria untuk mengetahui kesehatan reproduksi hanya dengan mengetes spermanya,” kata dr Upik, beberapa waktu lalu, dalam diskusi tentang bayi tabung.
Tapi ada beberapa indikasi yang bisa menjadi tolok ukur kesehatan reproduksi pria. Yang pertama adalah merokok.
“Sebelum menikah, cek dulu pasangan merokok atau tidak. Karena merokok bisa mempengaruhi kesehatan reproduksi,” kata dr Upik.
Indikasi lain adalah berat badan. Kegemukan atau obesitas juga mempengaruhi kesehatan reproduksi. Selain itu faktor kafein terutama dari kopi bisa pula berpengaruh.
Kopi adalah minuman dengan kandungan kafein tertinggi. Kafein menyebabkan gangguan pembuluh darah yang memicu penyakit seperti diabetes atau hipertensi.
Faktor berikut penentu kesehatan reproduksi adalah pola kerja. “Kalau sering bergadang, tidur kurang itu bisa memengaruhi. Yang baik, usahakan tidur dari pukul 22.00 setidaknya sampai pukul 02.00 pagi,” lanjut dr Upik.
Tidur yang cukup ternyata sangat mempengaruhi kualitas sperma. Alasannya, ketika tidur hormon melatonin bekerja.
Yang terakhir adalah apakah pernah ada trauma masa lalu. Trauma ini di fisik bukan mental. Dia menjelaskan, misalnya luka di kemaluan waktu kecil. Atau testis yang ukurannya besar sebelah. Hal-hal tersebut bisa mempengaruhi.
Pada dasarnya dr Upik menerangkan pasangan harus menjalani pola hidup sehat sejak sebelum menikah. Lalu bila sudah satu tahun menikah tak kunjung hamil, maka pasangan bisa berkonsultasi ke dokter spesialis fertilitas untuk mencoba program bayi tabung atau in vitro fertilization.