Rabu 26 Jun 2024 19:56 WIB

Film Pantaskah Aku Berhijab Soroti Dilema Anak Muda yang Masih ‘Mempertanyakan’ Hijab

Sang sutradara ingin membuat film yang kental dengan moral baik dan nilai positif.

Dari kiri ke kanan: produser Deni Saputra, Bryan Domani, Nadya Arina, dan sutradara Hadrah Daeng Ratu saat kick off film Pantaskah Aku Berhijab di Epicentrum XXI, Jakarta, pada Rabu (26/6/2024).
Foto: Dok. Republika/Qommarria Rostanti
Dari kiri ke kanan: produser Deni Saputra, Bryan Domani, Nadya Arina, dan sutradara Hadrah Daeng Ratu saat kick off film Pantaskah Aku Berhijab di Epicentrum XXI, Jakarta, pada Rabu (26/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Industri perfilman Indonesia bakal kedatangan satu film romansa religi berjudul Pantaskah Aku Berhijab. Film pertama karya rumah produksi Narasi Semesta ini akan memulai syuting pada 28 Juni 2024 di Jakarta.

Pantaskah Aku Berhijab berkisah tentang gadis muda bernama Sofi (diperankan oleh Nadya Arina) yang penuh luka dalam menjalani cinta dan kehidupan. Namun ia memiliki sahabat laki-laki, Aqsa (diperankan oleh Bryan Domani) yang selalu menemaninya dalam keadaan suka maupun duka, juga mendampingi Sofi untuk menemukan kembali hidupnya dan berdamai dengan takdir.

Baca Juga

Produser film Pantaskah Aku Berhijab, Deni Saputra, mengatakan Narasi Semesta ingin menghadirkan film yang bisa memantik percakapan penonton melalui kisah yang bisa direfleksikan, tentang perjalanan naik turunnya hidup melalui karakter Sofi. “Semoga film bisa mengingatkan betapa pentingnya hijab di kalangan wanita,” kata dia saat kick off film Pantaskah Aku Berhijab di Epicentrum XXI, Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Deni mengatakan film itu diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang wanita untuk berhijab. Namun sosok tersebut tidak ingin diekspos.

Dia berharap, sinema perdana dari Narasi Semesta tersebut bisa diterima dengan baik.  “Semoga persembahan perdana kami bisa diterima dengan baik oleh penonton Indonesia," ujar produser Deni Saputra.

Sutradara Pantaskah Aku Berhijab Hadrah Daeng Ratu mengatakan, dia ingin membuat film yang kental dengan moral baik, hal positif, nilai dakwah, dan inspiratif untuk penonton. “Saya percaya film adalah media besar dan kuat untuk memengaruhi penonton. Kalau kita bikin film baik, insya Allah bisa sampai dengan baik pula kepada penonton,” kata dia.

Menurut Hadrah, film ini cukup personal tidak hanya baginya tapi juga bagi Muslimah di sana. Hijab artinya menutupi, ada banyak rasa di balik itu seperti keikhlasan menutup aurat, tubuh, dan juga masa lalu.

“Untuk menerima diri sangat tidak mudah. Memaafkan masa lalu, tidak mudah. Tiap orang punya tumbuh kembang dari kecil, kehidupan keluarga, persahabatan, percintaan, gak selalu manis, bagaimana terima diri. Itu yang harus kita sampaikan. Tuhan selalu ada di dekat kita,” ujarnya.

Ini bukan pertama kalinya Hadrah membuat film religi. Sebelumnya, dia telah membuat 172 Days dan Merindu Cahaya de Amstel. Namun film romansa religi kali ini memiliki sentuhan yang lebih ngepop, ringan, dan ingin menyampaikan unsur dakwah bahwa terkadang seseorang dapat menemukan hidayah dari Allah SWT lewat kejadian sehari-hari.

Pemeran utama pria, Bryan Domani berperan sebagai Aqsa. Pantaskah Aku Berhijab merupakan film religi keduanya setelah 172 Days. Bryan Domani, yang beberapa kali bekerja sama dengan Hadrah Daeng Ratu sangat antusias dengan film terbaru kolaborasi keduanya. Menurut dia, film Pantaskah Aku Berhijab memberi pengalaman baru dengan karakter yang diperankannya. "Dari karakter Aqsa, saya belajar banyak tentang bagaimana menjadi support system yang sesungguhnya,” kata dia.

Pemeran utama wanita, Nadya Arina, mengatakan, film ini akan mengangkat banyak isu bertema anak muda Muslim yang “mempertanyakan” hijab. “Saya tertarik ikut film ini karena menyuarakan untuk dilema-dilema anak muda dalam berpakaian, berhijab, ‘Kalau gue berhijab, gimana kata orang-orang di sekeliling gue’,” ujar Nadya.

Skenario film Pantaskah Aku Berhijab ditulis oleh Cassandra Massardi. Selain Bryan Domani dan Nadya Arina, film ini dibintangi oleh Nadzira Shafa, Dhini Aminarti, Indra Birowo, Tike Priyatna, Cakrawala Airawan, Hifdzi Khoir, Azkya Mahira, dan Najla. Belum ada tanggal resmi kapan film ini akan dirilis, namun sang sutradara berharap sinema tersebut dapat tayang di bioskop pada tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement