Rabu 17 Apr 2024 14:47 WIB

Stay Kecewa Stray Kids Kolaborasi dengan Charlie Puth yang Pro Israel dan Problematik

Single kolaborasi Stray Kids-Charlie Puth akan dirilis pada 10 Mei.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Grup K-pop Stray Kids. Stray Kids akan berkolaborasi dengan Charlie Puth.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stray Kids telah mengumumkan single digital barunya, "Lose My Breath", akan dirilis pada 10 Mei 2024. Turut menampilkan penyanyi-penulis lagu asal Amerika Serikat, Charlie Puth, kolaborasi itu sontak memantik kontroversi di kalangan penggemar.

 

Baca Juga

Unggahan pengumuman kolaborasi tersebut menjadi viral dengan lebih dari delapan juta penayangan di X pada saat artikel ini ditulis. Pengumuman tersebut mendapat reaksi beragam, ada yang terkejut dan ada pula yang bahkan mengungkapkan kekecewaan.

Beberapa Stay (penggemar Stray Kids) berencana memboikot kolaborasi tersebut. Mereka berharap versi "Lose My Breath" akan dirilis tanpa Charlie Puth. Alasan boikot jelas karena keterlibatan Charlie Puth yang diyakini sebagai seorang Zionis, pembela pemerkosaan, dan genosida.

 

Sejak 7 Oktober 2023, semakin banyak orang yang sadar akan perang Israel-Palestina yang sedang berlangsung. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi 33.843 orang, dengan sedikitnya 76.575 orang terluka akibat serangan Israel di Jalur Gaza.

 

"Sebuah pernyataan mencatat bahwa beberapa korban masih berada di bawah reruntuhan di tengah pemboman besar-besaran dan kurangnya awak pertahanan sipil dan ambulans," demikian laporan Xinhua.

 

Namun, banyak yang terus berpihak pada Israel. Keluarga Charlie Puth, termasuk saudara perempuannya, Mikaela Puth, dikenal sebagai Zionis. Mikaela kedapatan mengunggah sebuah foto perempuan yang menyelimuti punggungnya dengan bendera Israel dengan keterangan "I Stand with Israel".

 

Charlie juga menunjukkan pendiriannya lewat aktivitas media sosialnya. Dia menyukai unggahan aktor "Stranger Things" Noah Schnapp, yang terus-menerus menyuarakan retorika kebencian, termasuk membagikan stiker "Zionisme itu seksi".

 

Seperti saudara perempuannya, Charlie juga berbagi postingan dari pendukung dan selebritas pro-Israel lainnya, termasuk Dwayne "The Rock" Johnson dan Ben Platt. Meskipun belum membuat pernyataan pribadi, dengan berbagi pandangan Zionis atau "netral" orang lain, dia dianggap mendukung Israel.

 

Charlie Puth telah menjadi pendukung terbuka Israel sejak 2015. Beberapa netizen berhenti menjadi penggemarnya sejak menyadari pandangannya.

 

Bukan hanya keluarga Charlie Puth, tapi teman-temannya juga Zionis. Asaf Rodeh tidak hanya menjabat sebagai direktur musik dan gitaris Puth, tetapi juga bertugas di Israel Defense Force (IDF). Label rekaman Charlie, Atlantic Records, mengeluarkan pernyataan solidaritas terhadap Israel setelah Oktober 2023.

 

Pandangan Charlie mengenai isu-isu sosial ini bukanlah hal baru, seperti yang terlihat dari postingannya pada  2015. Namun, ia juga telah lama dianggap islamofobia sejak 2016 berdasarkan postingan Facebook yang ia bagikan.

 

Terlepas dari pandangannya itu, Charlie memiliki sejarah yang lebih bermasalah. Beberapa orang menyebutnya sebagai "pembela pemerkosa" karena dia mendukung produser produser musik Lukasz Sebastian Gottwald alias Dr Luke alih-alih bintang pop Amerika Kesha Rose Sebert.

 

Kesha menyebut Dr Luke melakukan pelecehan secara seksual, fisik, verbal, dan emosional sejak awal hubungan profesional mereka, tetapi Dr Luke menyangkalnya. Kesha mengajukan gugatan perdata terhadap Gottwald pada Oktober 2014 atas penderitaan tekanan emosional, kejahatan rasial berdasarkan jenis kelamin, dan diskriminasi pekerjaan, demikian keterangan Wikipedia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement