Senin 19 Feb 2024 16:54 WIB

Seberapa Menguntungkan Konser Taylor Swift Bagi Negara Penyelenggara?

Konser Taylor Swift dinilai membawa keuntungan besar bagi negara penyelenggaranya.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Penyanyi Taylor Swift saat menggelar konser The Eras Tour di Melbourne, Australia, pada Jumat (16/2/2024). Konser Swift mendatangkan keuntungan bagi negara penyelenggaranya.
Foto: EPA-EFE/JOEL CARRETT
Penyanyi Taylor Swift saat menggelar konser The Eras Tour di Melbourne, Australia, pada Jumat (16/2/2024). Konser Swift mendatangkan keuntungan bagi negara penyelenggaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bintang pop terkenal Taylor Swift akan memulai konser "The Eras Tour" di Asia Tenggara. Namun untuk penampilannya di kawasan tersebut, Swift dikabarkan hanya akan menggelar konser di Singapura. 

Pemerintah Singapura disebut telah mendapatkan kontrak eksklusif sehingga Swift hanya akan manggung di sana. Sebenarnya seberapa menguntungkan konser Swift sehingga Singapura hendak "mengunci" Swift agar hanya konser di negaranya?

Baca Juga

Untuk menjawabnya, mari kita lihat konser Swift di Australia. Seorang siswa berusia 19 tahun bernama Genevieve Mylne adalah salah satu dari banyak penggemar yang bersemangat menghadiri "Taylor Swift: The Eras Tour" di Australia. Dia bersedia mengeluarkan sekitar 2.000 dolar Australia (sekitar Rp 20 juta) untuk tiket, penerbangan, dan akomodasi menonton pertunjukan tersebut.

Menurut pernyataan Wali Kota Sally Capp, tur Taylor Swift di Australia diproyeksikan menghasilkan nilai ekonomi sebesar 1,2 miliar dolar Australia (sekitar Rp 12,2 triliun) di Melbourne saja. "The Eras Tour" mencakup tujuh pertunjukan di dua kota terbesar Australia yakni Melbourne dan Sydney.

Meski memberikan dorongan ekonomi yang signifikan, para ekonom mengingatkan ini mungkin hanya bersifat sementara. Ekonom dari Bloomberg Economics, James McIntyre, menyatakan meski konser seperti ini dapat meningkatkan pengeluaran untuk tiket, perjalanan, dan akomodasi, hal tersebut juga dapat menghambat pembelian di sektor lain.

“Wisata ‘Eras’ di Australia akan mengalami lonjakan pengeluaran untuk tiket, perjalanan, dan perhotelan, namun hal ini kemungkinan akan berdampak pada sektor perekonomian lainnya,” kata McIntyre, dilansir The Straits Times, Senin (19/2/2024).

Hal ini terutama terjadi dalam kondisi ekonomi saat ini di Australia, di mana rumah tangga menghadapi tekanan akibat kenaikan suku bunga dan tingkat tabungan yang rendah. Namun demikian, kontribusi Taylor Swift terhadap perekonomian tidak diragukan lagi.

Dengan tur globalnya yang memecahkan rekor dan fenomena yang dikenal sebagai Swiftonomics, Taylor Swift telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian, termasuk dalam tur bersama Beyonce dan film Barbenheimer yang telah memberikan kontribusi sebesar 8,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 132,9 triliun) terhadap perekonomian AS pada kuartal ketiga 2023. Sekitar 35 persen dari 320 ribu penggemar di Sydney diperkirakan melakukan perjalanan dari negara bagian atau luar negeri.

CEO Accommodation Australia, Michael Johnson, menyatakan bahwa konser dalam skala seperti ini meningkatkan permintaan terhadap hotel. Tingkat hunian di Melbourne dan Sydney juga melonjak sehingga mengakibatkan kenaikan biaya penerbangan dan akomodasi.

Gubernur Reserve Bank of Australia Michele Bullock bahkan membahas tentang "inflasi Taylor Swift" dalam konferensi media pada awal Februari. Dia menyoroti pentingnya artis tersebut dalam keputusan pengeluaran masyarakat. Meskipun harus menghabiskan banyak uang, penggemar seperti Mylne tetap merasa bahwa pengalaman menyaksikan konser Swift adalah hal yang sepadan.

“Masyarakat memutuskan apa yang benar-benar penting bagi mereka. Dan jelas bagi banyak orang, Taylor Swift sangat penting,” ujar Bullock.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement