REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah kembali menggencarkan imunisasi polio setelah ditemukannya tiga anak di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah dilaporkan menderita lumpuh layu akut. Pakar paleoantropologi Universitas Airlangga (Unair) Prof Toetik Koesbardiati mengatakan, virus polio sebenarnya sudah ada sejak lama dalam peradaban manusia. Bahkan sudah terdeteksi di Mesir pada abad ke-16.
Keberadaan polio, kata Prof Toetik, juga terbukti saat dilakukan penggalian kuburan kuno di Inggris pada abad keempat. Saat itu terdapat penemuan sisa rangka manusia yang menurut dugaan menderita penyakit polio.
"Ada tanda-tanda ketidaksimetrisan tungkai bawah dan patologi tulang punggungnya," kata Toetik, Senin (12/2/2024).
Toetik mengatakan, seiring perkembangan peradaban manusia, polio juga mengalami evolusi. Faktor yang memengaruhi evolusi ini antara lain adalah perubahan iklim global.
"Perubahan iklim berpengaruh terhadap evolusi ini. Akibatnya, virus bermutasi dengan variasi ekologi," ujarnya.
Budaya dan cara hidup manusia yang terus berkembang dari masa ke masa juga disebutnya berpengaruh terhadap evolusi penyakit polio. Budaya yang terus berkembang, membentuk masyarakat seperti saat ini, namun tetap sedenter. Perubahan juga berkaitan dengan makanan, perkembangan hunian, dan ekspansi.
Dengan kata lain, lanjut Toetik, budaya hidup manusia terus berkembang seiring dengan upaya pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih baik. Akan tetapi, dampaknya, manusia lebih eksploitatif terhadap bumi, sehingga mengakibatkan rusaknya ekologi termasuk pemanasan global.
Pemanasan global menjadikan....