Selasa 23 Jan 2024 10:58 WIB

Gejala Awal Polio Mirip Infeksi Saluran Pernapasan, Bisa Sebabkan Kelumpuhan Permanen

Gejala awal polio seperti demam, sakit tenggorokan, batuk pilek, nyeri otot, lemas.

Anak sakit (ilustrasi). Gejala awal penyakit polio tidak spesifik karena mirip dengan infeksi saluran pernapasan pada umumnya.
Foto: www.pixabay.com
Anak sakit (ilustrasi). Gejala awal penyakit polio tidak spesifik karena mirip dengan infeksi saluran pernapasan pada umumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala awal penyakit polio tidak spesifik karena mirip dengan infeksi saluran pernapasan pada umumnya. Polio  memiliki masa inkubasi mulai dari 7 hingga 21 hari sebelum menimbulkan kondisi serius berupa kelumpuhan.

“Gejala awal seperti demam, sakit tenggorokan, batuk pilek, nyeri otot, lemas. Kemudian, 7 hingga 14 hari setelah gejala awal tersebut dapat terjadi rasa kebas, terutama di bagian kaki, kelemahan kedua kaki sampai sulit berjalan dan sulit menggenggam benda yang seharusnya bisa dipegang,” kata dokter spesialis Anak RS Sari Asih Karawaci Kota Tangerang Miky Akbar dalam keterangan yang diterima di Tangerang, Selasa (23/1/2024).

Baca Juga

Ia menjelaskan polio adalah salah satu penyakit infeksi pada saraf yang diakibatkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan perifer serta bisa menyebabkan kelumpuhan permanen.

Virus polio biasanya menyebar melalui rute fecal-oral yang berarti dapat ditransmisikan melalui kontak langsung atau melalui makanan dan air yang terkontaminasi dengan tinja (feses) penderita yang terinfeksi virus polio. “Virus tersebut kembali ada dimungkinkan akibat virus polio yang tertidur dalam tubuh seorang anak yang pernah terinfeksi. Virus akan berkembang saat tubuh dalam kondisi imun lemah. Hal ini diistilahkan dengan sindrom pascapolio,” ujarnya.

Polio terbagi dua jenis, yakni polio non paralitik dan polio paralitik. Untuk yang non-paralitik lebih ringan dari penyakit, menyebabkan gejala flu-like syndrome seperti demam, sakit tenggorokan, mual, dan muntah. Bentuk polio non-paralitik ini biasanya tidak meninggalkan kerusakan jangka panjang.

Untuk polio paralitik adalah bentuk yang lebih berat. Virus ini mempengaruhi sistem saraf pusat dan perifer, menyebabkan kelemahan otot dan dalam kasus yang parah mengakibatkan kelumpuhan yang sering kali bersifat permanen atau ireversibel.

"Semua batas usia anak berisiko jika tidak memiliki status imunisasi lengkap, bahkan tidak pernah diimunisasi. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak di bawah usia dua tahun bisa terganggu jika terkena infeksi virus polio," katanya.

Polio yang menyebabkan kelumpuhan permanen sangat sulit untuk mengembalikan fungsinya seperti awal, kecuali pada jenis polio non-paralitik masih bisa dilakukan rehabilitasi. "Fungsinya dapat membaik pada 20-30 persen kasus dalam waktu enam bulan, minimal terjadi perbaikan fungsi dalam waktu 1-2 tahun," katanya.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh orang tua untuk melengkapi imunisasi dasar anak di 1.092 posyandu dan 39 puskesmas. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni mengungkapkan untuk imunisasi polio memiliki target sasaran 38.909 anak pada oral polio satu dan 39.422 anak pada oral polio 2-4 dan IPV1 dan IPV2.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement