Kamis 18 Jan 2024 10:35 WIB

Diabetes Biang Segala Penyakit, Perlu Ganti Nasi Putih dengan Nasi Merah Buat Pencegahan?

Nasi merah kerap dianggap lebih bagus untuk dikonsumsi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Nasi putih dan lauk (ilustrasi). Untuk cegah diabetes, menjaga pola makan dengan gizi seimbang lebih baik ketimbang sekadar mengganti nasi putih dengan nasi merah.
Foto: www.pixabay.com
Nasi putih dan lauk (ilustrasi). Untuk cegah diabetes, menjaga pola makan dengan gizi seimbang lebih baik ketimbang sekadar mengganti nasi putih dengan nasi merah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu risiko diabetes yang umum diketahui adalah tingginya asupan gula, garam, maupun lemak. Tak jarang, ada anggapan bahwa karena nasi putih merupakan sumber karbohidrat yang terdiri atas gula dan pati, maka konsumsinya juga berisiko menimbulkan diabetes.

Namun, menurut Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik dan Endokrinologi Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD, FINASIM, bukan nasi putih yang perlu jadi kekhawatiran. Hal yang paling penting adalah pola makan seimbang.

Baca Juga

Keseimbangan itu, yakni pada komposisi karbohidrat sebanyak 50 persen, protein 20 persen, dan 30 persen lemak. Prinsipnya seperti itu, bukan pada soal nasi.

"Masalah nasi putih atau merah, saya kira itu cuma variasi, sedikit berpengaruh, tapi yang peting jumlahnya, kalau nasi merah setumpuk sama saja dibanding nasi putih secuil," kata Prof Ketut di Jakarta, belum lama ini.

Jadi, konsumsi nasi putih terbilang aman jika dikonsumsi sesuai anjuran. Pedoman Prinsip Isi Piringku menganjurkan bahwa dalam satu piring setiap kali makan, setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi makanan pokok dan lauk pauk.

"Makan seimbang istilahnya asupan kalori disesuaikan dengan berat badan kalau misalnya kita obesitas, kalau kita masih normal tapi mulai kurangi kalorinya nanti terlalu kurus jelek juga, kekurangan gizi," ujar Prof Ketut.

Prof Ketut menyebut diabetes adalah biang dari segala penyakit. Sebanyak 40 persen lebih pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement