Senin 15 Jan 2024 19:10 WIB

Empat Jenis Suplemen yang Perlu Dihindari, Berdampak Buruk Jika Rutin Diminum

Kandungan vitamin dan mineral dalam suplemen umumnya dosisnya lebih tinggi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Vitamin (ilustrasi). Kandungan vitamin dan mineral dalam suplemen lebih tinggi daripada yang bisa didapat dari makanan alami.
Foto:

Zat Besi

Kekurangan zat besi bisa menyebabkan terjadinya anemia defisiensi zat besi. Akan tetapi, Ddr Charles menyarankan orang-orang untuk tidak mengonsumsi suplemen zat besi bila tidak direkomendasikan oleh dokter.

"Karena itu bisa merusak jantung Anda," tutur dr Charles.

Dampak suplementasi zat besi terhadap kesehatan jantung tampaknya masih menjadi perdebatan. Alasannya, sejumlah studi menemukan bahwa pemberian zat besi melalui infus bisa membantu pasien-pasien gagal jantung.

Namun, di sisi lain, ada pula studi yang menemukan efek kurang baik dari suplementasi zat besi terhadap jantung. Sebuah studi dalam eLife pada 2021 misalnya, menemukan bahwa konsumsi suplemen zat besi jangka panjang bisa memberikan pengaruh buruk bagi jantung.

"Hasil (studi) kami mengindikasikan bahwa pelepasan zat besi bisa merugikan jantung. Itu bisa menyebabkan ketidakstabilan kadar oksigen, kematian sel jantung, dan kemudian gagal jantung," ungkap peneliti dr Jumpei Ito kepada Medical News Today.

Biotin

Suplemen biotin sangat populer untuk memperbaiki rambut dan memperkuat kuku. Akan tetapi, konsumsi suplemen biotin bisa membuat hasil lab menjadi tidak akurat. Hal ini tentu berpotensi membahayakan.

"Biotin bisa mengganggu tes lab Anda, dan Anda sebenarnya tidak memerlukan suplemen ini untuk rambut dan kuku Anda," jelas dr Charles.

Mengacu pada Food and Drug Administration, asupan biotin yang berlebih bisa mengacaukan hasil tes lab tertentu, seperti tes hormon dan tes penanda serangan jantung. Hasil tes lab yang tidak akurat bisa memberikan konsekuensi membahayakan bagi pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement