REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Setiap orang bisa saja mengalami gangguan mental pada suatu saat di kehidupannya. Dokter spesialis kejiwaan Sherly Yakobus mengemukakan bahwa terdapat empat tahapan kesedihan yang membuat orang berisiko gangguan mental ketika dirundung kejadian buruk.
"Masalah mental bisa saja timbul akibat keinginan yang diidamkan tidak terpenuhi, biasanya terjadi pada orang yang belum siap secara mental dalam menerima suatu fakta yang terjadi. Tapi tetap harus dilihat dulu itu stres biasa atau sampai ke taraf gangguan," ucap dr Sherly di Ambon, Maluku, Rabu (10/1/2024).
Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Maluku itu menjelaskan bahwa untuk mendiagnosis seseorang terkena gangguan jiwa atau tidak dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut atau yang biasa disebut dengan assessment pasien. Ia mengatakan bahwa adapun empat tahapan yang menentukan apakah seseorang bisa terkena gangguan mental atau sebaliknya mengalami penerimaan terhadap sesuatu yang terjadi dalam hidupnya.
"Tahapan pertama itu penyangkalan atau denial. Pada tahap ini, seseorang lebih cenderung untuk berpura-pura tidak mengetahui atau tidak ingin mengakui bahwa ada suatu hal yang telah terjadi," katanya.
Contoh denial, pasien yang telah didiagnosis memiliki penyakit parah mungkin saja akan menafikan hasil pemeriksaan dokter. Kemudian tahapan yang kedua, yaitu kemarahan (anger) yang biasanya dilampiaskan kepada orang yang sedang berada di sekitar, benda mati, ataupun kepada diri sendiri.
Selanjutnya, penawaran (bargaining). Pada tahap ini seseorang akan mulai mempertanyakan dan beranda-andai. Misalnya, orang yang religius mungkin akan berjanji kepada Tuhan dan diri sendiri untuk lebih sering beribadah apabila penyakitnya disembuhkan.
"Tahap yang keempat, yaitu depresi yang dikatakan merupakan tahap yang paling sulit untuk dilewati, jika seseorang bisa melewati tahap ini dengan baik, maka akan menimbulkan penerimaan (acceptance) dalam dirinya atas apa yang telah terjadi," ucapnya.