REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Penyakit Alzheimer dapat memunculkan beberapa gejala awal jauh sebelum kondisi tersebut terdiagnosis. Akan tetapi, gejala-gejala awal ini mungkin tidak tampak signifikan sehingga kerap terabaikan.
Penyakit Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling umum terjadi. Kondisi yang dapat memicu masalah kognitif ini terjadi ketika senyawa bernama amyloid dan tau menumpuk di dalam otak.
"Setiap orang bisa berbeda, tapi gejala paling umum yang dialami orang dengan Alzheimer adalah masalah membentuk ingatan-ingatan baru," tukas Tim Beanland dari Alzheimer's Society, seperti dilansir Independent pada Sabtu (18/11/23).
Sebagai contoh, seseorang baru saja memberikan sebuah informasi baru kepada penyandang penyakit Alzheimer. Lima menit kemudian, penyandang penyakit Alzheimer tersebut mungkin sudah tidak bisa mengingatnya.
Di sisi lain, penyakit Alzheimer juga bisa memunculkan beberapa tanda atau gejala awal yang tampak tidak begitu signifikan. Berikut ini adalah tiga gejala awal tersebut.
Masalah Penglihatan
Di awal kemunculan penyakit Alzheimer, sebagian orang mungkin akan mengeluhkan masalah penglihatan. Keluhan ini bisa muncul bila penyakit Alzheimer mempengaruhi bagian belakang otak yang bertugas untuk memproses penglihatan.
Masalah penglihatan yang mungkin dikeluhkan adalah kesulitan untuk membaca atau kesulitan untuk memahami persepsi objek tiga dimensi. Ketika keluhan ini muncul, orang-orang biasanya tak langsung mengaitkannya dengan penyakit Alzheimer.
"Mereka sering kali pergi ke ahli kacamata dan berpikir bahwa mata mereka bermasalah, tetapi sebenarnya mata mereka baik-baik saja, (yang bermasalah) adalah otak yang memproses penglihatan secara keliru," lanjut Beanland.
Kemampuan Bicara dan Berbahasa
Sebagian penyandang penyakit Alzheimer juga dapat mengalami masalah bicara dan berbahasa di masa-masa awal kemunculan penyakit. Sebagai contoh, kesulitan untuk menemukan kata ketika bicara atau menulis sesuatu.
"Penurunan alur berpikir, penurunan kefasihan bicara, dan mengalami kesulitan berkomunikasi bisa menjadi indikatornya," timpal CEO Re:Cognition Health, Dr Emer MacSweeney.
Perilaku dan Suasana Hati
Penyakit Alzheimer juga bisa mempengaruhi bagian depan otak. Ketika bagian depan otak ini terpengaruh, penyandang penyakit Alzheimer bisa mengalami perubahan kepribadian atau perilaku dan suasana hati. "Mereka bisa menjadi obsesif atau mereka bisa kehilangan regulasi emosi," ungkap Beanland.
Perubahan tersebut mungkin akan membuat penyandang penyakit Alzheimer jadi terlihat terlalu ceplas-ceplos tanpa memikirkan orang lain. Perubahan ini mungkin bisa mempengaruhi hubungan si penyandang penyakit Alzheimer dengan orang-orang di sekitarnya.
Perubahan perilaku yang terjadi pada orang dengan penyakit Alzheimer bisa dirasakan oleh orang lain. Namun, penyandang penyakit Alzheimer biasanya tidak menyadari perubahan tersebut dan merasa diri mereka baik-baik saja. Oleh karena itu, pihak pertama yang mengenali tanda atau gejala awal penyakit Alzheimer pada pasien biasanya adalah teman atau keluarga.