REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar dari Kelompok Staf Medis Dermatologi dan Venerologi RS Dr. Cipto Mangunkusumo dr Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp. Ven., FINSDV, FAADV mengatakan penderita cacar monyet terkadang mengeluhkan kemerahan di perianus disertai nyeri rektum. Biasanya, gejala itu disangka wasir alias ambeien.
"Laporan terkait proktitis Mpox ini berupa eritema perianus disertai nyeri rektum hebat dan demam, ini umumnya dilaporkan sebagai komplikasi," kata dia dalam webinar yang digelar RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), beberapa waktu lalu.
Proktitis Mpox merupakan peradangan pada lapisan rektum yang bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Ini terjadi akibat Mpox atau cacar monyet.
Hanny menjelaskan, cacar monyet tak hanya terdapat pada kulit, tetapi juga area anus dan perianus atau area sekitar masuknya lubang anus sampai di alam anus. Terkadang, area ini bisa luput dari pemeriksaan.
Gejala Mpox biasanya diawali nyeri kepala kemudian diikuti demam dan nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening. Demam ini umumnya lebih dari 38 derajat Celsius diikuti munculnya ruam setelah satu atau tiga hari.
Penampakan ruam berupa ruam merah yang jumlahnya sedikit, tersebar secara regional artinya misalnya di area lengan, kemudian ada di area genital, tungkai, dan lainnya.
"Distribusi ruamnya mulai dari area kepala, lebih padat di area wajah dan anggota badan, juga bisa muncul di area telapak tangan dan telapak kaki," kata Hanny.