Ahad 12 Nov 2023 14:41 WIB

Anak-Anak Banyak yang Mager, Ini Cara Membiasakannya Aktif Bergerak

Anak-anak perlu dibiasakan aktif bergerak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Anak berolahraga (ilustrasi). Orang tua perlu memberi contoh agar anaknya aktif bergerak.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Anak berolahraga (ilustrasi). Orang tua perlu memberi contoh agar anaknya aktif bergerak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menerapkan gaya hidup sehat, termasuk aktif bergerak, dapat dibiasakan kepada anak sedini mungkin. Orang tua punya peran besar dalam hal ini. Menurut survei, banyak orang tua yang ingin melakukannya, tapi belum mengetahui cara yang tepat.

Survei pada 2022 yang digagas jenama kebugaran Life Time menemukan 80 persen orang tua ingin anak-anaknya melakukan lebih banyak aktivitas fisik supaya lebih bugar. Itu adalah hal yang perlu jadi perhatian, sebab bukti lain menunjukkan bahwa di era modern cukup sukar mengajak anak aktif bergerak.

Baca Juga

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan anak-anak berusia enam hingga 17 tahun berolahraga setidaknya satu jam per hari. Faktanya, hanya sekitar 24 persen anak-anak yang memenuhi pedoman minimal tersebut.

Pola kebugaran anak-anak perlahan-lahan menurun sejak pandemi Covid-19. Padahal, berolahraga sejak usia muda dapat mencegah berbagai gangguan kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker, osteoporosis, gangguan kecemasan, dan fungsi kognitif.

Untuk menanamkan kecintaan anak pada kebiasaan jogging, bersepeda, berenang, dan aktivitas fisik lainnya, orang tua perlu usaha lebih. Berikut hal yang bisa diupayakan orang tua, dikutip dari laman Well and Good, Sabtu (12/11/2023).

1. Menjadi teladan yang baik

Orang tua perlu menjadi teladan yang baik bagi anak-anak dengan memberikan contoh. Psikolog kesehatan klinis, Saran-Nicole Bostan, mengatakan bahwa anak yang melihat orang tuanya rutin berolahraga lebih mungkin terinspirasi untuk ikut aktif bergerak.

Itu karena sebagian besar anak memperoleh perilaku baru melalui observasi dan peniruan. "Anak-anak akan belajar dengan sendirinya ketika diajak menjadi peserta aktif dalam kegiatan olahraga dan merasakan efek sehat dari olahraga," ujar Bostan.

2. Hindari membuat hubungan negatif antara olahraga dan akses gawai

Membatasi waktu layar anak merupakan tantangan bagi banyak orang tua di era modern. Akan tetapi, orang tua disarankan tidak mempertentangkan antara aktivitas layar dengan olahraga fisik.

Bostan menjelaskan, pendekatan yang memosisikan teknologi sebagai hal yang "buruk" dan olahraga sebagai hal yang "baik" justru tidak membuat anak punya kesadaran untuk melakukannya. Tidak mengapa mendorong anak untuk berpartisipasi dalam beragam aktivitas, baik akses gawai maupun aktivitas luar ruang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement