REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan lalu foto pertama Riot Rose Mayers yang baru lahir, putra kedua Rihanna dan A$AP Rocky, dirilis dengan beragam komentar mulai dari kekaguman hingga kebingungan. Ini karena bayi laki-laki yang lahir pada Agustus 2023 itu difoto mengenakan pakaian berwarna pink.
Meskipun sudah menjadi hal yang umum bagi anak perempuan untuk memasukkan gaya pakaian anak laki-laki ke dalam lemari pakaian mereka, banyak yang merasa masih anti dengan bayi laki-laki mengenakan pakaian berwarna merah jambu atau gaya lain yang dicap sebagai ‘feminin’.
Namun, asosiasi gender ini tidak selalu menjadi standar. Profesor Joey Fink, yang berspesialisasi dalam sejarah gender di High Point University, Amerika Serikat, mengatakan hingga abad ke-19, pakaian untuk bayi dan anak kecil sudah jelas bersifat netral gender.
“Anak-anak mengenakan gaun putih sampai usia sekitar empat atau enam tahun,” kata dia melansir dari Yahoo, Kamis (2/11/2023).
Kurangnya warna dan keseragaman pakaian merupakan hal yang pragmatis. Pakaian panjang yang sederhana dapat dengan mudah disesuaikan untuk mengakomodasi anak yang sedang tumbuh, dan pakaian putih polos dapat dengan mudah disesuaikan warnanya.
Setelah anak-anak melewati tahap balita, diferensiasi gender mulai muncul, anak laki-laki mengenakan celana panjang dan anak perempuan mengenakan gaun atau rok. Namun baru pada awal abad ke-20 warna dianggap gender, meski tidak seperti sekarang ini.
“Beberapa majalah populer pada 1910-an dan 1920-an menegaskan biru adalah warna yang lebih halus dan mungil, cocok untuk anak perempuan, sedangkan merah muda (yang memiliki kemiripan dengan merah, warna yang paling kuat) ditujukan untuk anak laki-laki,” kata Prof Fink.
Di era pasca-Perang Dunia II, mulai terlihat penekanan pada pakaian dan aksesoris yang membedakan gender untuk bayi dan anak kecil, serta asosiasi warna merah jambu untuk anak perempuan dan biru untuk anak laki-laki.
Penulis Katy Huie Harrison mendedikasikan karirnya untuk....