Rabu 01 Nov 2023 16:34 WIB

Aplikasi Horor DMS+ Punya 400 Ribu Pengguna, Demian Aditya: Horor Peminatnya Besar

DMS+ akan menghadirkan konten DiaryMisteriSara dengan boneka Annabelle.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Kreator konten horor asal Indonesia, DiaryMisterSara. Aplikasi DMS+ kini memiliki 400 ribu pengguna.
Foto: Dok. Republika/Santi Sopia
Kreator konten horor asal Indonesia, DiaryMisterSara. Aplikasi DMS+ kini memiliki 400 ribu pengguna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak dikenalkan pada Februari lalu, aplikasi horor DMS+ kini memiliki 400-an ribu pengguna. DMS+ kini juga resmi menggandeng Multivision Plus dalam mendukung para konten kreator horor lainnya pada aplikasi. 

Secara perdana, DMS+ akan menghadirkan konten eksklusif bersama DiaryMisteriSara yaitu "Journey to Annabelle" serta kolaborasi dengan kreator horor asal Amerika Serikat lainnya di beberapa lokasi seperti Preston Castle, The Conjuring House, hingga White Hills Mansion. Tayangan ini bisa dinikmati pada 28 November hanya dengan membayar Rp 25 ribu di aplikasi.

Baca Juga

Founder DMS+ Demian Aditya mengatakan, ia ingin aplikasi ini menjadi ekosistem yang mendukung para kreator horor di Indonesia. “Kami ingin jadi cinematic universe horror itu visinya, karena horor penikmatnya besar,” kata Demian di Jakarta, Selasa (31/10/2023). 

Demian yang juga memiliki saluran Youtube horor dengan subscriber terbesar di Asia Tenggara itu mengatakan berdasar analisis di Youtube, 60 sampai 70 persen penggemar horor adalah perempuan dengan usia mayoritas 17 sampai 35 tahun. Sedangkan di aplikasi, angkanya masih belum pasti karena terus berubah, meski rata-rata tetap didominasi kaum hawa.

Dia mengatakan, Multivison Plus membawa kekuatan baru bagi DMS+ dan menjadi salau studio besar yang meyakin potensi aplikasi horor. Ke depannya, juga bisa direncanakan proyek-proyek yang lebih besar.

Direktur Multivision Plus, Amrit Ram Punjabi, mengatakan mengatakan sepenuhnya mempercayakan konten kreatif terhadpa pihak aplikasi. Pihaknya ingin terus memberikan tontonan horor berkualitas hingga pada akhirnya masyarakat merasa bahwa mereka layaj mengeluarkan uang untuk karya yang dihasilkan.

“Di pikiran saya kalau cuma melihat satu proyek, dari dulu kita berpikir satu film, lalu membuat proyek baru, begitu terus, tapi satu proyek aplikasi ini punya visi lebih besar jadi yang dilakukan DMS+ untuk semua spektrum di mana film akan tambah besar kalau jadi bagian itu sendiri,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement