REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencipta lagu populer “Rungkad” dikabarkan tidak mendapatkan hak sebagaimana mestinya, terutama ketika lagu ciptaannya tersebut dibawakan oleh banyak musisi di panggung musik. Hal ini turut disuarakan musisi Anji yang merupakan mantan vokalis band Drive.
“Pencipta lagu 'Rungkad' pernah cerita ke saya dia hampir enggak pernah mendapatkan hak ekonominya dari lagu-lagunya yang dibawakan buanyak musisi,” tulis akun Instagram @duniamanji, baru-baru ini.
Anji juga menulis ajakan untuk musisi yang sering menyanyikan lagu tersebut. Unggahan yang dibuatnya telah berdasarkan persetujuan penyanyi sekaligus pencipta lagu "Rungkad", @vicky_prasetyo777 terlebih dulu.
“Ayok jangan hanya menikmati hasil dari lagunya, tapi juga mengingat hak dari penciptanya,” tulis Anji dalam keterangan video yang diunggahnya.
Anji menyebut untuk para penyelenggara acara juga bisa mengundang Vicky yang merupakan seorang penyanyi. Vicky disebut memiliki lagu-lagu yang cukup bagus. Hal ini bisa dilakukan agar dia juga merasakan hasil (langsung) dari lagu yang diciptakannya.
Jika penyanyi yang membawakan lagunya terketuk hati lalu bertanya-tanya, harus memberikan apresiasi seberapa banyak? Kalau melalui Lemebaga Manajemen Kolektif (LMK), 2 persen dari budget produksi dibagi jumlah lagu. Menurut Anji, memang agak rumit karena harus menghitung ini-itu, dan selama ini belum berjalan baik.
Ketika sampai kepada komposernya pun, jumlahnya bisa sedikit sekali. Anji mencontohkan, sekelas @piyu_logy dari band Padi saja setahun hanya mendapatkan Rp 300 ribu.
Inilah sistem yang berjalan. Anji mengatakan, jika ada penyanyi yang mengira bahwa royalti sudah pasti diatur oleh LMK untuk penciptanya, maka itu salah kaprah. Menurut dia, jika bertanya langsung kepada para pencipta lagu tentang royalti dari panggung-panggung musik, maka jawabannya bisa membuat kaget, mungkin juga terasa miris dan sedih.
Atau jika ada formula lain yang langsung dirasakan manfaatnya oleh pencipta lagu, maka bisa berbicara dan berdiskusi dengan pencipta lagunya. Biasanya, pencipta lagu baru diajak bicara saja sudah merasa dihargai.
Di @aksibersatu menawarkan ide seperti 10 persen dari bayaran artis, dibagi jumlah lagu yang dibagikan. Misalnya, bayaran artisnya Rp 100 juta, berarti 10 persennya adalah Rp 10 juta. Kemudian Rp 10 juta dibagi jumlah lagu yang dibawakan.
Apabila jumlah lagu yang dibawakan ada 10, artinya masing-masing pencipta lagu mendapat Rp 1 juta. Mungkin terlihat kecil, tapi jika dilakukan oleh seluruh pengguna, tentunya sebuah lagu yang hit akan membuat penciptanya memiliki hidup yang asyik.
“Kalau pencipta lagunya minta guede banget, ya jangan bawain lagunya. Masih banyak lagu yang bagus kok. Atau, ciptakan lagumu sendiri,” kata Anji.
Terakhir, dia mencatat bahwa ajakan ini bukan untuk pengamen atau musisi kafe. Ini ajakan untuk penyanyi atau musisi yang bayarannya sudah mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Vicky Prasetyo menjawab pertanyaan dari para warganet ketika lagunya dibawakan Putri Ariani di Istana Kepresidenan Jakarta ketika momen HUT Kemerdekaan RI ke-78. Ia menjawab bahwa dirinya mendapatkan hak yang sangat pantas dari istana. “Juga di beberapa event besar seperti KTT AIS di Bali kemarin saya juga mendapat royalti,” tulis akun @vickyprasetyo777.