REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Asosiasi Psikologi Amerika, lebih dari 20 persen remaja pernah secara serius mempertimbangkan untuk bunuh diri. Bunuh diri adalah topik diskusi yang sulit, terutama jika menyangkut generasi muda.
Dilansir My High Plans, dengan faktor-faktor seperti penindasan, depresi, dan media sosial, penting untuk mengetahui tanda-tandanya sebagai bentuk pencegahan. “Beberapa hal yang lebih jelas adalah jika anak-anak mulai membicarakannya, atau ada yang menggambar, atau menulis catatan, atau hal lain tentang hal tersebut,” kata Psikolog Klinis Departemen Psikiatri di Texas Tech Physicians, Natalie Scanlon.
“Jika Anda melihat adanya perubahan pada fungsi dasar normal seorang anak. Jika mereka berubah dari ekstrovert, berjiwa sosial, lalu menjadi lebih terisolasi dan introvert, itu bisa menjadi tanda peringatan,” ujar Scanlon.
Dia mengatakan ada faktor lain yang kadang tidak terlalu jelas dan tanda peringatan bagi orang tua atau pengasuh. “Jika Anda melihat adanya perubahan dalam prestasi akademis, pola makan atau tidur, jika Anda melihat adanya perilaku sembrono atau berisiko, terutama penggunaan narkoba, itu bisa menjadi tanda peringatan. Lalu yang pasti kalau ada kerugian, perubahan besar, perpecahan, berarti itu sedang terjadi,” jelas Scanlon.
Menurut Texas Tech Health Sciences Center, bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar kedua di Amerika Serikat pada anak-anak berusia 10-14 tahun, dan penyebab kematian ketiga terbesar pada remaja berusia 15-19 tahun. Scanlon menekankan bahwa melakukan percakapan yang terbuka dan jujur adalah hal terbaik yang dapat dilakukan orang tua. Ngobrol adalah hal tindakan pencegahan yang paling mudah dan murah.
“Anda akan membuka pintu untuk percakapan yang jujur, mungkin tentang bunuh diri, atau tentang perjuangan mereka secara umum. Tanyakan, mulailah percakapan,” kata dia.
Dia mengatakan, faktor lain dalam pencegahan adalah mengetahui ke mana harus mencari bantuan. Selalu beritahu orang terdekat Anda nomor-nomor lembaga yang bisa dihubungi.