Jumat 06 Oct 2023 02:57 WIB

Berbahan Dasar Beras, Apakah Kwetiau Pasti Halal?

Bahan tambahan pada tepung perlu ditelusuri kehalalannya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Kwetiau pada dasarnya terbuat dari bahan-bahan yang umumnya halal. Bahan-bahan tersebut adalah tepung-tepungan, air, garam, serta minyak sayur.
Foto: Shangri-La Jakart
Kwetiau pada dasarnya terbuat dari bahan-bahan yang umumnya halal. Bahan-bahan tersebut adalah tepung-tepungan, air, garam, serta minyak sayur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Kwetiau merupakan jenis mie berbahan dasar beras yang kerap diolah menjadi berbagai jenis hidangan. Salah satu jenis hidangan populer menggunakan kwetiau adalah kwetiau goreng. Apakah kwetiau memiliki titik kritis kehalalan yang perlu diwaspadai para Muslim?

Kwetiau pada dasarnya terbuat dari bahan-bahan yang umumnya halal. Bahan-bahan tersebut adalah tepung-tepungan, air, garam, serta minyak sayur.

Baca Juga

Jenis tepung yang biasa digunakan untuk membuat kwetiau adalah tepung beras, tepung tapioka, serta tepung terigu. Menurut laman Halal MUI, tepung beras murni dan tepung tapioka termasuk ke dalam kelompok "Bahan Tidak Kritis". Artinya, produk-produk berbahan nabati ini diolah melalui proses fisik tanpa penambahan bahan apa pun.

"Namun, kini sudah banyak tepung-tepungan diproduksi dengan penambahan bahan aditif yang umumnya merupakan bahan kimia. Bahan tambahan inilah yang perlu ditelusuri kehalalannya," jelas LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI), seperti dikutip dari laman Halal MUI, Kamis (5/10/2023).

Di sisi lain, tepung terigu memiliki titik kritis kehalalan pada bahan L-sistein yang mungkin ditambahkan ke dalamnya. Penambahan L-sistein berfungsi sebagai improving agent untuk meningkatkan sifat-sifat tepung gandum yang diinginkan, seperti melembutkan gluten dan mengembangkan adonan.

L-sistein yang murah dan banyak tersedia di pasaran biasanya terbuat dari rambut manusia, sehingga dinyatakan haram untuk dikonsumsi oleh umat Islam, menurut MUI. Sedangkan L-sistein yang terbuat dari bulu unggas juga masih dipertanyakan kehalalannya.

"Untungnya sekarang sudah ada L-sistein yang diproduksi secara fermentasi dan boleh digunakan. Memang, harganya lebih mahal (tidak ekonomis). Namun, hampir semua tepung terigu lokal telah mendapatkan sertifikat halal," ungkap LPPOM MUI dalam laman resminya.

Bahan lain yang perlu diperhatikan adalah minyak sayur. Menurut LPPOM MUI, titik kritis kehalalan minyak sayur terletak pada bahan penjernih yang berasal dari karbon aktif. Karbon aktif biasanya berasal dari tulang hewan, baik itu sapi maupun babi. Bila berasal dari sapi, perlu dipastikan pula proses penyembelihannya sesuai dengan syariat Islam.

Kwetiau yang halal juga bisa menjadi tidak halal ketika dimasak bersama dengan bahan-bahan non halal. Dalam sajian kwetiau goreng misalnya, ada beberapa bahan non halal yang bisa ditambahkan ke dalamnya.

Salah satu dari bahan non halal tersebut adalah angciu. Angciu merupakan khamr yang biasanya digunakan sebagai penyedap rasa pada masakan. Angciu juga memiliki banyak nama lain seperti sari tapi, arak masak, arak merah, dan ciu. Seperti diketahui, haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengonsumsi khamr.

Bahan lain yang juga kerap ditambahkan dalam sajian kwetiau goreng adalah minyak babi, lapchiong atau sosis babi, serta daging babi. Bahan-bahan ini biasanya ditemukan pada sajian Kwetiau Goreng khas Medan dan kwetiau siram. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement