REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sayuran memang sehat, namun para pakar dalam sebuah studi menyarankan untuk memilih jenis sayuran yang beragam. Pasalnya, menyantap jenis sayuran tertentu terus-menerus bisa membuat berat badan bertambah, khususnya bagi orang di usia paruh baya.
Dikutip dari laman Daily Mail, Kamis (5/10/2023), studi digagas para peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health. Mereka mengamati pola makan 136.432 pria dan perempuan yang berusia 65 tahun atau lebih muda antara tahun 1986-2014, dengan periode rata-rata 24 tahun.
Terungkap bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak kacang polong, jagung manis, dan kentang cenderung mengalami kenaikan berat badan. Hasil itu jika dibandingkan dengan peserta yang mengonsumsi sayuran nontepung seperti brokoli, wortel, dan bayam.
Beralih ke makanan berserat tinggi (seperti biji-bijian dan buah-buahan termasuk apel dan pir) juga terungkap dapat mengurangi dampak penyebaran penyakit pada usia paruh baya. Peserta studi menyelesaikan kuesioner yang menanyakan tentang sejumlah hal.
Itu termasuk karakteristik pribadi, riwayat kesehatan, gaya hidup, dan faktor terkait kesehatan lainnya pada awal penelitian, juga setiap dua samapi empat tahun setelahnya. Rata-rata, berat badan seseorang bertambah 1,5 kilogram setiap empat tahun.
Para peneliti menemukan bahwa peningkatan indeks glikemik dan beban glikemik (ukuran efek berbagai makanan terhadap kadar gula darah) sangat terkait dengan penambahan berat badan. Misalnya, peningkatan konsumsi 100 gram pati per hari atau gula tambahan dikaitkan dengan kenaikan berat badan masing-masing 1,5 kilogram dan 0,8 kilogram selama empat tahun.
Peserta yang mengonsumsi sayuran nontepung paling banyak seperti brokoli, wortel, dan bayam rata-rata mengalami penurunan berat badan 2,9 kilogram. Sedangkan, yang banyak menyantap kentang dan jagung mengalami kenaikan bobot rata-rata 2,5 kilogram.
Peningkatan asupan serat sebanyak 10 gram sehari dikaitkan dengan rata-rata penurunan berat badan sebesar 0,7 kilogram. Perubahan ini lebih terlihat pada partisipan dengan berat badan berlebih, dibandingkan dengan partisipan dengan berat badan normal.
Sebagian besar perubahan juga lebih terlihat di kalangan peserta perempuan. Dalam analisis lebih lanjut, para peneliti menemukan bahwa mengganti karbohidrat dari biji-bijian olahan, sayuran bertepung, dan minuman manis dengan porsi karbohidrat yang sama dari biji-bijian, buah, dan sayuran nontepung dikaitkan dengan penurunan berat badan.
Perlu diingat bahwa ini adalah penelitian observasional, sehingga peneliti tidak menentukan penyebabnya. Studi juga punya keterbatasan, seperti ketergantungan pada perkiraan yang dilaporkan sendiri mengenai asupan karbohidrat dan hasil berat badan.
Namun, para peneliti meyakini temuan mereka penting, sebab menyoroti pentingnya kualitas dan sumber karbohidrat untuk pengelolaan berat badan jangka panjang, terutama bagi orang-orang dengan berat badan berlebih. Temuan penelitian sudah dipublikasikan di BMJ.