Selasa 26 Sep 2023 13:10 WIB

Kacamata Antiradiasi Benarkah Mampu Tangkal Dampak Cahaya Biru dari Gadget?

Kacamata antiradiasi diklaim mampu kurangi dampak buruk dari gadget.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Kacamata antiradiasi (ilustrasi). Kacamata antiradiasi diklaim mampu mengurangi dampak cahaya biru dari gadget.
Foto: Pixabay
Kacamata antiradiasi (ilustrasi). Kacamata antiradiasi diklaim mampu mengurangi dampak cahaya biru dari gadget.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kacamata antiradiasi diklaim mampu mengurangi ketegangan mata saat menggunakan komputer, meningkatkan kualitas tidur, dan melindungi kesehatan mata. Namun, apakah klaim ini memiliki dasar yang kuat?

Sebagian besar lensa yang diresepkan oleh dokter mata mengurangi transmisi cahaya biru (blue light) sebesar 10-25 persen, tetapi lensa standar (bening) tidak memiliki fitur penyaringan cahaya biru. Produk-produk lensa seperti filter tambahan juga tersedia untuk lensa resep dan non-resep.

Baca Juga

Dilansir Hindustan Times pada Selasa (26/9/2023), sumber cahaya biru terutama berasal dari sinar matahari di luar ruangan, tetapi di dalam ruangan, perangkat seperti lampu LED dan layar digital juga memancarkan cahaya biru, dan kita sering menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan. Sebuah penelitian yang melibatkan tim peneliti dari University of Melbourne, Monash University, dan City, University London, telah melakukan tinjauan sistematis terhadap penelitian yang relevan.

Mereka menyertakan 17 uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan 619 orang dewasa dari enam negara. Hasil tinjauan ini tidak mendukung penggunaan lensa penyaring cahaya biru untuk mengurangi ketegangan mata saat menggunakan komputer.

Temuan ini berdasarkan tiga penelitian yang secara konsisten menunjukkan bahwa lensa ini tidak lebih efektif daripada lensa standar. Namun, dampaknya terhadap tidur masih menjadi pertanyaan.

Enam penelitian yang melibatkan orang dengan beragam kondisi medis telah mengevaluasi apakah penggunaan lensa penyaring cahaya biru sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur, tetapi hasilnya beragam. Studi-studi ini tidak melibatkan orang dewasa sehat sehingga belum dapat dipastikan apakah lensa ini benar-benar memengaruhi tidur pada masyarakat umum.

Penelitian juga belum menunjukkan bukti klinis yang mendukung penggunaan lensa penyaring cahaya biru untuk melindungi makula, yang merupakan wilayah retina yang mengontrol penglihatan sentral dengan detail tinggi. Namun, belum ada kesimpulan yang jelas mengenai potensi bahaya penggunaan lensa ini dibandingkan dengan lensa standar.

Beberapa penelitian melaporkan efek samping seperti sakit kepala, perubahan suasana hati, dan ketidaknyamanan saat menggunakan kacamata, tetapi orang yang menggunakan lensa standar juga melaporkan efek serupa. Penting untuk memperhatikan bahwa sebagian besar penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu relatif singkat, dan belum ada penelitian yang mengevaluasi efek pada anak-anak.

Selain itu, tidak ada penelitian yang memeriksa pengaruh lensa pemfilteran cahaya biru pada penglihatan warna atau kesehatan mata secara keseluruhan. Secara keseluruhan, berdasarkan bukti klinis yang terbatas, tinjauan ini tidak mendukung penggunaan lensa pemfilteran cahaya biru untuk mengurangi ketegangan mata saat menggunakan perangkat digital.

Kualitas tidur dan penglihatan juga masih menjadi pertanyaan besar, dan belum ada kesimpulan yang dapat diambil tentang dampaknya pada kesehatan mata. Penelitian lebih lanjut yang berkualitas tinggi diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, serta untuk memahami apakah efektivitas dan keamanan lensa ini bervariasi pada berbagai kelompok usia dan status kesehatan.

Jika Anda mengalami ketegangan mata, masalah mata, atau masalah penglihatan lainnya, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mata. Mereka dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kesehatan mata dan penglihatan, serta membahas pilihan pengobatan yang sesuai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement