Selasa 05 Sep 2023 21:18 WIB

Psikolog: Anak Sudah Bisa Diajarkan Konsep Berbagi Sejak Usia Tiga Tahun

Anak bisa dilibatkan dalam aktivitas berbagi atau beramal.

Anak-anak bisa mulai diajarkan berbagi paling tidak saat dia menginjak usia tiga tahun.
Foto: www.pixabay.com
Anak-anak bisa mulai diajarkan berbagi paling tidak saat dia menginjak usia tiga tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Feka Angge Pramita, MPsi, berpendapat bahwa anak-anak bisa mulai diajarkan berbagi paling tidak saat dia menginjak usia tiga tahun. Namun, sifatnya perkenalan.

"Jadi mulai dari usia itu dengan banyaknya pengalaman untuk berbagi maka akan membuat anak tahu bagaimana rasanya berbagi dengan orang lain," ujar dia, Selasa (5/9/2023).

Baca Juga

Salah satu kiat mengajarkan anak berbagi yakni dengan memberikan contoh. Orang tua atau orang dewasa di sekitar anak menunjukkan kegiatan berbagi yang dilakukan dan sebisa mungkin melibatkan anak dalam mempersiapkannya.

Menurut Feka, dengan melibatkan anak selama proses mempersiapkan kegiatan berbagi atau beramal bisa menjadi pengalaman untuk dia. Pengalaman itu yang nantinya membuat anak semakin sadar atau mengenali apa yang dia lakukan.

"Misalkan orangtua ingin berbagi sesuatu libatkan anak dalam prosesnya bukan ketika dalam membaginya dan ini perlu diulang-ulang sebenarnya," kata Feka.

Feka menuturkan, satu hal penting yang perlu orang tua atau orang dewasa di sekitar anak lakukan saat mengajarkan anak berbagi yakni menggali apa yang dirasakan anak dan makna yang dia dapatkan dari kegiatan berbagi itu.

"Yang terpenting ketika dia sharing sesuatu yang dimiliki dengan orang lain maka kita sebagai orang dewasa di sekitar anak perlu menggali juga apa yang dirasakan anak ketika berbagi, makna apa yang didapatkan anak. Penting untuk kita menggali perasaan anak," jelas dia.

Sementara itu, mengenai upaya menumbuhkan empati pada anak, Feka mengatakan ini perlu didasari kemampuan mereka tahu tentang perasaan orang tersebut. Ketika anak sudah mengetahui perasaan orang lain maka barulah mereka bisa beranjak memiliki perasaan empati.

"Perasaan empati perlu didasari perasaan terhadap bagaimana dia mengenal dirinya, memahami apa yang dia dan orang lain rasakan. Bagaimana dia bisa memiliki perasaan terhadap yang dialami orang lain," jelas Feka.

Empati merupakan kemampuan individu termasuk anak menempatkan diri pada perasaan orang lain. Dalam mengenalkan empati pada anak, orangtua bisa mengenalkan tentang membantu seseorang yang memerlukan bantuan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement