REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Muncul laporan dari media eksklusif yang menyebutkan bahwa para komposer di balik lagu solo terbaru Jungkook BTS yang berjudul 'Seven' telah dituduh melakukan plagiarisme. Tuduhan plagiarisme diajukan terhadap Andrew Watt, Jon Bellion, Henry Walter, Theron Makiel Thomas, dan Latto, yaitu penulis dan komposer dari lagu 'Seven'.
Dilansir Korea Boo pada Selasa (22/8/2023), tuduhan tersebut mengklaim bahwa mereka meminjam urutan skala yang sama dari lagu 'Time of Mask' oleh Fin. K.L, yang dirilis kembali pada 2000 sebagai lagu B-side dari album SPECIAL mereka. Lagu 'Seven' diketahui diciptakan oleh Yang Joon-young, yang kemudian dikenal telah mengirim rangkaian skala 'Seven' untuk dievaluasi oleh produser di HYBE Labels, atau perusahaan di belakang BTS.
HYBE Labels telah mengirimkan tanggapan sementara yang menyatakan bahwa saat ini masalah tersebut belum bisa diselesaikan, terutama karena produser Bang Si-hyuk sedang berada di Amerika Serikat, untuk urusan bisnis. Dua lagu yang terlibat dalam perdebatan ini, yaitu 'Seven' dan 'Time of Mask.
Tuduhan plagiarisme yang menimpa Jungkook BTS telah mendapat perhatian dari warganet Korea. Produser ternama dalam industri K-pop, Yang Joon-young, mengklaim bahwa lagu solo hit Jungkook yang berjudul 'Seven' telah meniru elemen dari lagu 'Time of Mask oleh Fin.K.L yang dia hasilkan.
Menurut sumber dari kalangan industri, skala melodi keduanya dianggap serupa, dan banyak produser terkemuka di Korea merasa bahwa 'Seven' telah mengambil inspirasi dari lagu klasik K-pop tersebut. 'Seven', yang dihasilkan oleh beberapa produser dari luar negeri, memiliki kesamaan dalam skala melodi dengan 'Time of Mask'. Beberapa produser ternama Korea mengemukakan bahwa harmoni antara keduanya sangatlah mirip.
Berita ini dengan cepat menyebar luas, dan banyak orang memeriksa kesamaan di antara kedua lagu tersebut. Namun, warganet menjadi bingung karena mereka tidak menemukan banyak kesamaan yang mencolok. Beberapa warganet lainnya tetap mengingatkan untuk tetap berhati-hati, mengingat bahwa pendengar biasa mungkin tidak mampu mengenali perbedaan dalam perkembangan skala musik.