REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polusi udara diketahui bisa menyebabkan dampak pada tubuh, tidak terkecuali untuk kulit. Dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetik Arini Astasari Widodo mengatakan partikel-partikel dari polusi udara dapat menyebabkan reaksi peradangan, gatal-gatal, kemerahan, dan bahkan masalah kulit seperti dermatitis atau eksim.
Bagaimana dengan polusi dari debu batu bara? Dokter Arini menjelaskan itu bisa berdampak serupa pada kulit.
Menurut laporan Greenpeace Indonesia, aktivitas keluar masuk kapal tongkang pembawa batu bara di Pelabuhan Marunda serta kepulan asap dalam Kawasan Berikat Nusantara membawa polusi ke tengah kehidupan warga. Greenpeace menyebut itulah penyebab penyakit kulit yang dialami warga.
Dokter Arini menyebut penyakit kulit rawan dialami pekerja pelabuhan dan warga sekitar. Kejadian serupa juga dapat dialami pekerja pabrik batubara.
"Benar, polusi udara yang berasal dari pabrik batu bara dapat berdampak pada kulit," kata dr Arini dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, dikutip Selasa (15/8/2023).
Dokter Arini menjelaskan debu dan partikel-partikel halus dari pembakaran batu bara mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat merusak skin barrier kulit. Ini bisa menyebabkan peradangan, gatal-gatal, kemerahan, dan masalah kulit lainnya.
Keparahan kondisinya tergantung tingkat paparan dan lamanya kontak dengan polusi tersebut. Jenis-jenis polutan berbahaya yang dapat ditemukan dari pabrik batu bara dan berdampak pada kulit, antara lain sebagai berikut.
1. PM
Partikulat halus dapat menempel pada kulit dan menyumbat pori-pori, menyebabkan iritasi dan peradangan. Partikel PM2.5 yang sangat kecil dapat menembus kulit dan berpotensi menyebabkan stres oksidatif serta memperburuk kondisi kulit seperti jerawat dan eksim.
2. Sulfur Dioksida (SO2)
SO2 dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama pada individu dengan sensitivitas kulit yang tinggi. Kontak langsung dengan SO2 dalam udara yang tercemar juga dapat memicu atau memperburuk peradangan pada kulit.
3. Oksida Nitrogen (NOx)
Oksida nitrogen dapat menyebabkan peradangan pada kulit dan merusak lapisan permukaan kulit. NO2 juga dapat berinteraksi dengan senyawa organik lain dalam udara untuk membentuk senyawa yang merusak kulit.
4. Karbon Monoksida (CO)
Paparan CO dapat mengurangi pasokan oksigen ke seluruh tubuh, termasuk kulit. Hal ini dapat mengganggu fungsi sel-sel kulit dan memperlambat proses penyembuhan.
5. Senyawa Organik Volatil (VOC)
Beberapa VOC dapat menyebabkan iritasi kulit dan merusak lapisan pelindung kulit. Mereka juga dapat bereaksi dengan sinar matahari untuk membentuk ozon permukaan, yang dapat merusak jaringan kulit dan mempercepat penuaan kulit.