REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alshad Ahmad terkenal sebagai public figure yang memiliki konten-konten satwa liar yaitu harimau. Alshad memiliki beberapa ekor harimau benggala di rumahnya.
Namun sayang, anak harimau benggala miliknya bernama Cenora mati. Banyak warganet mengkritik Alshad karena tidak melepaskan satwa liar itu ke habitat aslinya di hutan. Benarkan harimau benggala harus hidup di hutan?
Dilansir laman AZ Animals, Rabu (26/7/2023), harimau benggala adalah hewan nasional Bangladesh dan India. Satwa liar karnivora yang hidup di habitat hutan tropis yang lebat dan mangrove (bakau) ini memiliki beberapa fakta menarik:
1. Menyerang dari belakang
Manusia penghuni desa hutan yang berbagi ruang dengan harimau benggala biasanya memakai topeng di belakang kepala. Pasalnya harimau itu lebih suka menyerang dari belakang. Jika harimau mengira seseorang sedang melihat langsung ke arah mereka, mereka biasanya mencari target lain.
2. Taringnya bisa rusak
Antara akhir tahun 1800-an dan awal 1900-an, seekor harimau benggala betina yang dikenal sebagai harimau Champawat membunuh 436 orang di sekitar Nepal dan Kumaun. Setelah autopsi, para ilmuwan menyadari gigi taringnya rusak yang mencegahnya menangkap mangsa normal. Harimau benggala betina ini diyakini akan mengoordinasikan serangan terhadap mangsa yang lebih besar seperti badak dan gajah.
3. Ada sejak ribuan tahun lalu
Para ilmuwan percaya, harimau benggala tiba di India antara 12.000 hingga 15.000 tahun yang lalu.
4. Kasus menyedihkan
Pada 2019, seekor harimau benggala bernama Ming yang berusia 19 tahun dengan sedih menghabiskan sebagian besar hidupnya tinggal di sebuah apartemen di New York City, mati. Mr Yates, pemilik Ming, memberinya makan 20 pon atau sekitar 9,07 kg daging ayam sehari. Dia juga mengubah satu ruangan di apartemen menjadi tempat berpasir untuk Ming.
5. Sempat dinamakan royal bengal
Selama abad ke-19, harimau benggala dikenal sebagai harimau Royal Bengal. Namun, di suatu tempat di sepanjang garis taksonomi, royal dihapuskan. Saat ini, hewan tersebut hanya dikenal sebagai harimau benggala, populasi subspesies Panthera tigris tigris.
Panthera berasal dari kata Latin “panthera” dan kata Yunani “panther,”. Kedua kata secara kasar diterjemahkan menjadi “apa yang diburu”. Kata Sansekerta “pând-ara,” yang berarti “kuning pucat, keputih-putihan, putih,” juga dianggap berperan dalam bagaimana hewan itu mendapatkan namanya.