Rabu 26 Jul 2023 21:00 WIB

Hindari Diabetes dan Sakit Jantung, Jam Berapa Batas Akhir Ngemil Malam?

Pemilihan waktu mengemil juga penting di samping jenis kudapan yang dimakan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Camilan (Ilustrasi). Orang yang kerap mengonsumsi camilan berkualitas tinggi cenderung memiliki kadar gula darah dan konsentrasi lemak dalam darah yang lebih baik.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang gemar makan camilan sambil bersantai sebaiknya lebih selektif dalam memilih waktu mengudap. Alasannya, kebiasaan mengemil di waktu yang kurang tepat, yaitu larut malam, bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Dampak waktu mengemil terhadap risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung ini disoroti dalam sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari King's College London, Inggris. Studi ini menganalisis data dari 1.000 orang yang tergabung dalam Zoe Predict Study.

Baca Juga

Selama studi berlangsung, para partisipan diminta untuk menulis buku harian mengenai makanan yang mereka konsumsi. Para partisipan juga diberikan alat pemantau kadar gula darah untuk mengetahui dampak makanan yang mereka konsumsi terhadap kadar gula darah.

Sebagian besar partisipan terbiasa mengonsumsi dua camilan dalam satu hari. Satu dari tiga partisipan kerap menyantap camilan saat larut malam, yaitu setelah pukul 10 malam.

Hasil studi menunjukkan bahwa orang-orang yang terbiasa menyantap sebagian besar camilan mereka setelah pukul sembilan malam cenderung mengalami lonjakan kadar gula darah yang lebih tinggi. Mereka juga cenderung memiliki konsentrasi lemak atau kolesterol yang lebih tinggi di dalam darah mereka.

Seperti diketahui, kadar gula darah yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko dari diabetes. Di sisi lain, konsentrasi lemak yang tinggi di dalam darah dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung.

"Yang mengejutkan, hanya sedikit publikasi mengenai kebiasaan mengemil meski proporsi mengemil mencapai sekitar 20-25 persen dari total asupan energi," ujar ketua tim peneliti Kate Bermingham, seperti dilansir Express pada Rabu (26/7/2023).

Tim peneliti juga meneliti dampak jenis camilan terhadap kadar gula darah dan konsentrasi lemak di dalam darah. Hasil studi menunjukkan bahwa orang-orang yang kerap mengonsumsi camilan berkualitas tinggi cenderung memiliki kadar gula darah dan konsentrasi lemak dalam darah yang lebih baik.

Camilan berkualitas merupakan makanan yang memiliki perbandingan nilai gizi terhadap kandungan kalori yang baik. Salah satu contoh kudapan yang berkualitas adalah potongan buah segar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement