REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi saat tertidur sering kali berbeda-beda antara tiap orang. Salah satunya, ada orang-orang yang mulutnya terbuka ketika tidur.
Selain bisa merasakan mulut kering ketika tidur dengan mulut terbuka, seseorang bisa saja mengalami sakit tenggorokan atau gatal yang terus menerus, suara serak, bau mulut, sakit kepala pada pagi hari, lelah akibat kondisi tersebut. “Meskipun ada banyak penyebab berbeda dari gejala-gejala ini, kombinasi dari itu meningkatkan kemungkinan seseorang bernapas secara kronis melalui mulut mereka di malam hari,” kata Dr Charles Ebert Jr, direktur neurorinologi dan direktur medis layanan alergi otolaringik di UNC School of Medicine, North Carolina, kepada HuffPost, dilansir Sabtu (22/7/2023).
Adapun alasan di balik kondisi itu, tergantung pada setiap orang. Ada yang mungkin bernapas melalui mulut di malam hari hanya karena kebiasaan atau memang merupakan sinyal dari tubuh terkait suatu masalah.
Penyebab umum
Saat tertidur, otot-otot wajah secara bertahap mengendur, memberikan kebebasan pada mulut untuk terbuka. Pernapasan melalui mulut dapat terjadi kapan saja di malam hari.
“Tetapi paling sering terjadi pada tahap tidur yang lebih dalam, di mana orang kurang memiliki kendali atas otot-otot di saluran napas bagian atas," kata dr Christine DeMason, asisten profesor otolaringologi di University of North Carolina School of Medicine.
Ada kondisi sementara yang bisa mendasarinya, seperti karena sedang pilek, atau akibat obat-obatan tertentu. Hambatan lainnya bersifat anatomis, seperti septum, polip hidung, atau amandel yang membesar.
Penyebab lainnya adalah gangguan pernapasan saat tidur, atau SDB, sekelompok kondisi yang ditandai dengan pola pernapasan abnormal selama tidur (mendengkur, sleep apnea).
Apakah memengaruhi kesehatan?
“Tidak banyak bukti bahwa pernapasan melalui mulut itu sendiri menyebabkan kerusakan yang signifikan,” kata dr Chris Winter, ahli saraf dan pakar tidur untuk Mattress Firm.
Mulut kering karena kurangnya aliran air liur, misalnya, dapat menyebabkan bau mulut, gigi berlubang dan penyakit gusi, menurut DeMason. Pernapasan mulut yang kronis menyebabkan penyempitan saluran napas, sehingga bosan enjadi penyebab gangguan dan memperburuk keparahan, seperti apnea tidur obstruktif.
Semua ini dapat menambah tubuh menjadi kurang tidur, meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan strok, menurut National Heart, Lung and Blood Institute.
Cara mengatasinya
1. Membersihkan hidung
Mencoba semprotan garam, neti pot, atau obat alergi sering kali dapat meredakan tekanan hidung dan membuka saluran udara hidung untuk memudahkan pernapasan hidung di malam hari.
2. Pengaturan posisi tidur
Tidak tidur terlentang atau menopang kepala dengan bantal dapat membantu membuka jalan napas hidung dan mengurangi pernapasan mulut.
3. Terapi miofungsional
Ini adalah program latihan untuk otot mulut, lidah, dan wajah. Latihan yang mungkin ditugaskan oleh terapis myofungsional, meliputi pengucapan bunyi vokal, baik terus menerus maupun terputus-putus.
4. Tali dagu dan plester mulut
Opsi ini tidak boleh dipertimbangkan kecuali konsultasi ke spesialis untuk menentukan cara yang tepat.
5. Terapi alat oral
Peralatan oral (dibuat khusus oleh dokter gigi yang terlatih dalam kedokteran gigi tidur) dirancang untuk menegakkan otot yang kemungkinan besar akan kolaps dan membuat kolaps lebih kecil kemungkinannya terjadi dengan memodifikasi struktur anatomi.