REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk para calon bunda, proses memiliki buah hati mungkin bisa menjadi hal yang tidak mudah bagi sebagian wanita. Berbagai macam masalah fertilisasi atau kesuburan (pertemuan sperma dengan telur) yang jarang disadari dapat menjadi penghalang bagi beberapa pasangan untuk bisa mendapatkan buah hati. Namun, di situlah program kehamilan dapat direncanakan bersama dokter sehingga impian untuk bisa mendapatkan buah hati dapat tercapai.
Dalam proses fertilisasi, ada beberapa opsi alternatif yang bisa dipilih oleh pasangan untuk bisa mencapai kehamilan. Namun, dua opsi utama yang sering menjadi pilihan adalah inseminasi dan bayi tabung, biasanya metode ini dipilih atas dasar pertimbangan serta kondisi medis tertentu baik dari laki-laki maupun perempuan.
Meski keduanya merupakan metode fertilisasi alternatif, namun mereka adalah dua jenis metode fertilisasi yang berbeda. Apa perbedaan inseminasi dan bayi tabung?
Dokter Spesialis Kandungan RSIA Family, dr Malvin Emeraldi, SpOG menjelaskan perbedaan dari inseminasi dan bayi tabung:
1. Inseminasi
Dr Malvin menjelaskan inseminasi atau Intrauterine Insemination (IUI) merupakan metode fertilisasi buatan dimana sel sperma akan dimasukan langsung melalui vagina ke dalam rahim wanita sehingga mempersingkat waktu perjalanan sperma ke sel telur.
"Penggunaan inseminasi biasa dilakukan pada pasangan yang memiliki kesulitan dalam mencapai kehamilan dengan cara fertilisasi normal maupun ketidakmampuan untuk melakukan hubungan seksual karena keterbatasan fisik maupun psikologis," ujar dr Malvin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (17/7/2023).
Dalam proses ini, dokter akan memisahkan sel sperma dengan cairan mani dan seluruh sampel sperma yang diambil akan dimasukan langsung ke dalam rahim menggunakan spekulum untuk membuka vagina dan sel sperma akan disuntikan melalui selang kateter yang telah dimasukan ke dalam rahim, dengan itu proses fertilisasi tetap dilakukan di dalam rahim wanita.
Proses ini tidak memakan waktu lama, hanya akan memakan waktu beberapa menit hingga jam dan biasanya Anda diperbolehkan untuk langsung pulang setelahnya. Dokter akan menjadwalkan konsultasi lebih lanjut untuk melihat apakah proses inseminasi bekerja dengan baik atau tidak.
2. Bayi tabung
Sedangkan bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) merupakan proses fertilisasi dimana dokter akan menggabungkan sel sperma pria dan sel telur wanita dan melakukan proses fertilisasi di dalam laboratorium atau di luar rahim. Dalam metode ini, dokter akan mengambil sel sperma pria dan sel telur wanita dan akan menyuntikan langsung sperma ke dalam sel telur untuk pembuahan dapat terjadi.
Hasil fertilisasi kemudian akan dipantau dalam inkubasi laboratorium dan diawasi perkembangannya oleh dokter, apabila proses pembuahan berhasil maka embrio akan terbentuk. Dokter kemudian dapat mengambil beberapa atau semua embrio yang berhasil mengalami pembuahan dan kemudian akan memasukkannya ke dalam rahim sehingga embrio dapat berkembang dengan baik di dalam rahim.
Berbeda dengan inseminasi, proses bayi tabung memerlukan langkah dan proses yang lebih lama sehingga proses ini memerlukan persiapan serta pertimbangan yang lebih matang bersama dokter.
Bayi tabung biasanya direkomendasikan untuk pasangan yang menghadapi situasi seperti infertilitas pada pria yang parah, saluran tuba yang tersumbat, telah melakukan proses inseminasi namun gagal, kekhawatiran tentang mewariskan kelainan genetik tertentu, gangguan organ reproduksi seperti miom, kista, endometriosis, serta gangguan masa subur.