Rabu 12 Jul 2023 14:21 WIB

Kebiasaan Belanja Konsumen Muslim Berubah, Kini Utamakan Nilai Keislaman

Industri halal di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dalam satu dekade lebih.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Pengunjung membeli baju Muslim di pusat perbelanjaan (ilustrasi). Ada beberapa hal yang dipertimbangkan konsumen Muslim ketika berbelanja.
Foto:

Adapun universalist merupakan kelompok konsumen Muslim yang mementingkan kualitas dan nilai Islami ketika hendak membeli suatu produk atau jasa. Kelompok ini tidak hanya menilai produk dari kemasan luar semisal simbol keislaman yang digunakan dan semacamnya, namun melihat bagaimana nilai yang diusung produk tidak melenceng dari ajaran Islam.

Universalist ini misalnya lebih milih Body Shop daripada Wardah. Meskipun Body Shop enggak ada embel-embel Islam atau pakai bahasa Arab, tapi nilai yang diusung Body Shop seperti tidak uji coba ke hewan itu kan sangat Islami. Jadi nilai Islami-nya itu universal,” kata Yuswohady.

Dia pun memprediksi dalam beberapa tahun ke depan, kelompok universalist ini akan mendominasi pasar Muslim di Indonesia. Hal itu dilihat dari pertumbuhannya yang mengalami kenaikan signifikan setiap tahun.

Selanjutnya kelompok apathist, di mana mereka cenderung lebih mengedepankan harga sebagai pertimbangan utama saat membeli produk atau jasa. Jika harga sesuai dengan dompet, maka konsumen muslim apathist akan membelinya.

Terakhir adalah kelompok conformist. Menurut Yuswohady, kelompok ini merupakan konsumen Muslim yang melihat produk pada kepatuhannya terhadap ajaran agama Islam. Kelompok itu juga biasanya tidak terlalu melihat kualitas atau harga dari suatu produk atau jasa.

“Pokoknya harus islam. Intinya begitu. Dan biasanya nih, untuk promosiin-nya lewat ustaz aja pasti mereka mau beli. Influencer yang paling berpengaruh bagi mereka itu ya ustaz, tokoh agama,” kata Yuswohady.

Yuswohady mengatakan, terbentuknya nilai spiritual itu pada akhirnya mendorong pertumbuhan industri halal dan Islami di Indonesia. “Saya yakin ke depannya akan terus meningkat, karena masyarakat Muslim Indonesia enggak cuma ingin hubungan vertikal saja yang baik, namun juga horizontal, jadi di semua lini harus mengarah pada Islam,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement